ANIES Baswedan dan Ganjar Pranowo keduanya saat ini menjabat sebagai gubernur yang paling banyak diberitakan. Keduanya sama – sama diusulkan sebagai bakal calon presiden. Keduanya pun memiliki elektabilitas tinggi dalam bursa capres hasil sejumlah survei, selalu masuk tiga besar.
Selama ini, pemberitaan keduanya lebih banyak menyangkut elektabilitas sebagai bakal calon presiden. Belakangan, sudah mulai membandingkan, bukan soal layak tidaknya menjadi capres, tetapi siapa yang lebih berprestasi. Cuitan makin ramai menyusul postingan gambar atau komen dari kedua tokoh tersebut, di media sosialnya, tentang keberhasilan daerahnya selama mereka pimpin.
“Sepertinya publik sudah diajak untuk merenung, jangan tergoda oleh popularitas dan elektabilitas, tetapi lebih kepada kualitas. Jangan terjebak oleh pencitraan dan polesan, tetapi tanpa kenyataan,” kata mas Bro saat maksi di warteg bersama sohibnya, siapa lagi kalau bukan Yudi dan Heri.
“Tumben lo waras Bro,” kata Yudi menggoda.
Mas Bro tidak tergoda, tetapi melanjutkan komentarnya. Di ruang publik, sudah terlihat perang komen antara simpatisan Anies dan Ganjar. Ya, tentunya mendukung keberhasilan, menolak kegagalan tokoh idolanya.
“Wajarlah namanya juga simpatisan akan mengagungkan keberhasilan, tetapi sebisa mungkin menutupi kekurangan,” kata Heri menimpali. “Bukankah kita diajarkan untuk menebar kebaikan, dengan menutupi keburukan.”
“Tapi ini beda, mesti fair juga dong. Prestasi nggak punya, dibilang bagus, sementara yang banyak prestasi malah dibully,” kata mas Bro.
“Komen lo arahnya kemana nih, ke DKI atau Jateng? tanya Yudi.
“Gue nggak kemana – mana. Cuma nggak ingin kalian pilih pemimpin hasil pencitraan, tetapi jauh dari harapan,” kata mas Bro.
“Gimana kalau Anies dan Ganjar disatukan,” tanya Heri.
“Tak semudah membalik telapak tangan. Apalagi kalau banyak tangan yang mesti dibalikkan..,” kata Yudi beranjak pergi. ( jokles).
melekat. Sekalipun acara partai, tidak bisa lepas dari menteri,” kata Heri.
“Yang dikhawatirkan, menggunakan fasilitas menteri untuk kepentingan parpol,” ujar mas Bro. (jokles)