“BRO, lo jangan sia- siakan anak gadis orang,” kata Yudi kepada mas Bro selagi maksi di warteg langganannya.” tanya mas Bro.
“Bukankah lo diminta sama bokapnya si Vera, untuk nganter cewek itu pulang kampung, Sabtu lusa?” tanya Yudi.
“Iya, memangnya kenapa?” tanya mas Bro lagi.
“Itu namanya lo sudah diberi kepercayaan sama orang tuanya. Jaga kepercayaan itu, jangan sampai dikhianati,” kata Heri menimpali. “Jangan belok mampir ke mana – mana.”
“Kalau belok juga paling ke kanan, ke kiri. Belum juga dijalani,sudah negative thinking aja, “ kata mas Bro sewot.
“Bukan begitu Bro, kepercayaan itu mahal. Kita wajib menjaganya,” kata Heri.
“Bukan hanya kita, tetapi semua. Juga institusi pemerintahan, lembaga penegak hukum dalam menangani kasus yang menarik perhatian publik,” tambah Yudi.
“Termasuk kasus polisi tembak polisi ya?” kata mas Bro.
Seperti diberitakan, dalam kasus polisi tembak polisi di kediaman Kadiv Propam Polri yang menewaskan Brigadir J, pengusutan harus transparan agar tidak menimbulkan keraguan dari publik.
Menyusul kasus tersebut, tiga pejabat Polri telah dinonaktifkan.Beragam komentar terkait kasus ini hendaknya dijadikan motivasi Polri dalam menuntaskan kasus dengan menjunjung tinggi objektivitas, transparansi, independensi.
“Jika kepercayaan publik sudah runtuh, apapun yang dikerjakan, akan terselip keraguan,” kata Yudi.
“Yang pasti kepercayaan itu diperoleh bukan karena banyaknya perkataan, melainkan kesesuaian antara perkataan dengan perbuatan,” ujar Heri dalam obrolan warteg itu,
“Kepercayaan akan datang bilamana ada kejujuran,” tambah mas Bro. (jokles).