Ilustrasi Omicron. (Dok. Poskota)

Kesehatan

Gagal Nol Covid-19, China Temukan Kasus Omicron Sub Varian BA.5 Pertama di Shanghai

Senin 11 Jul 2022, 13:45 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kota Shanghai, China baru saja melaporkan temuan kasus Covid-19 yang melibarkan subvarian Omicron BA.5.2.1.

Hal ini dibenarkan oleh seorang pejabat saat briefing, Minggu (10/7/2022), ia menandakan komplikasi yang harus dihadapi China guna mengikuti adanya mutasi baru, tepat saat mengejar kebijakan 'nol Covid'.

Mengutip dari Channel News Asiakasus tersebut ditemkan di distrik keuangan Puding, Jumat (8/7/2022).

"Kota kami terus melaporkan lebih banyak kasus positif, yang ditularkan secara lokal dan risiko penyebaran epidemi masyarakat," tutur Komisi Kesehatan Shanghai Zhao, dikutip Senin (11/7/2022).

Shanghai sendiri merupakan wilayah yang terletak di China bagian timur.

Kawasan tersebut terus memberlakukan pembatasan ketat, usai rantai tranmisi potensial baru muncul.

Lebih lanjut, Shanghai telah menghentikan lockdown yang berlangsung sekitar dua bulan pada awal Juni lalu.

Zhao menjelaskan, penduduk di beberapa distrik utama Shanghai akan menjalani dua kali tes Covid-19 mulai 12-14 Juli 2022.

Pengambilan langkah tersebut, sebagai upaya mengendalikan potensi wabah baru.

Sebagai informasi, Omicron BA.5 mendorong gelombang baru infeksi Covid-19 di luar negeri, pertama kali ditemukan di China pada 13 Mei 2022.

Yakni menyerang seorang pria berusia 37 tahun yang terbang ke Shanghai dari Uganda. 
 
Varian BA.5 telah terbukti memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dan kemampuan kekebalan lebih baik.

Tetapi, vaksinasi masih cukup efektif memberikan perlindungan BA.5 terhadap kasus serius atau kematian.

Gejala BA.5

Gejala dari BA.5 meliputi pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk terus-menerus, dan kelelahan, seperti dikutip dari NBC News.

Subvarian BA.5 memiliki karakteristik lebih mudah menghindari perlindungan dari vaksin dan riwayat infeksi sebelumnya.

Diperkirakan, subvarian ini sekitar tiga kali lebih sensitif terhadap antibodi penetralisir dari vaksin yang ada, dibandingkan dengan versi asli varian Omicron, yakni BA.1.

Penelitian lain menunjukkan, BA.5 empat kali lebih tahan terhadap antibodi dari vaksin daripada BA.2, yang menggantikan varian Omicron sebagai versi dominan virus corona di Amerika Serikat pada April lalu.

Menurut data Zoe COVID Symptom Study, kurang dari sepertiga orang yang disurvei melaporkan demam.

Hingga berita ini ditulis, belum ditemukan bahwa varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.

(*)

 

Tags:
subvarian baru Covid-19Omicron BA. 5.2.1gejala subvarian BAChina

Administrator

Reporter

Administrator

Editor