ADVERTISEMENT

Covid-19 Belum Berakhir, Jokowi Tekankan Pemakaian Masker, Ekonom: Sangat Mempengaruhi Pemulihan Ekonomi

Senin, 11 Juli 2022 11:26 WIB

Share
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bima Yudistira. (foto: ist)
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bima Yudistira. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Karenanya ia menekankan kembali pemakaian masker bagi masyarakat.

Hal itu Jokowi sampaikan usai menunaikan shalat Idul Adha di masjid Istiqlal pada Minggu 10 Juli 2022. Ia juga berujar penerapan masker menjadi keharusan baik di dalam maupun di luar ruangan.

"Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa Covid masih ada. Oleh sebab itu baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, memakai masker adalah masih sebuah keharusan," kata Jokowi.

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bima Yudistira mengatakan, kasus Covid-19 yang kian meningkat seiring kebijakan pemakaian masker dapat berpengaruh terhadap perekonomian di masyarakat.

Menurutnya, hal itu akan mempengaruhi berbagai indikator ekonomi, seperti pelambatan konsumsi rumah tangga. Sebab, masyarakat masih khawatir melakukan perjalanan keluar rumah.

"Masyarakat akan menahan diri di rumah, sehingga tingkat belanja masyarakat rendah. Bukan hanya soal kewajiban masker tapi juga aturan mobilitas yang lebih ketat kedepannya," kata Bima kepada Poskota.co.id, Senin 11 Juli 2022.

Bima menyampaikan, kebijakan lain yang mengharuskan pelaku perjalanan melakukan tes antigen turut memengaruhi bagi pemulihan ekonomi.

"Pengetatan mobilitas per 17 Juli nanti dengan tes antigen bagi pelaku perjalanan yang belum booster vaksin juga sangat mempengaruhi pemulihan ekonomi," tambahnya.

Untuk itu, Bima menegaskan, antisipasi yang perlu dilakukan oleh masyarakat dengan menyiapkan dana darurat dan membuka peluang usaha baru. Sebab kata dia, tak hanya menyoal pandemi Covid-19, masyarakat juga harus bersiap menghadapi krisis pangan dan energi.

"Dalam skala rumah tangga harus banyak berhemat, siapkan dana darurat minimum 30% dari pendapatan, cari penghasilan sampingan dan gunakan waktu luang untuk membuka usaha," tutupnya. (nitis)

ADVERTISEMENT

Reporter: Nitis Hawaroh
Editor: Cahyono
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT