Demonstran bersantai di kamar Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (Foto: Twitter/GeorgeAnagli)

Internasional

Waw! Temuan Tak Biasa Oleh Demonstran Ketika Berhasil Kuasai Kediaman Presiden Sri Lanka

Minggu 10 Jul 2022, 22:34 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Demonstran berhasil masuk ke kediaman Presiden Sri Lanka di Kolombo saat menuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri.

Mengutip dari AFP, ratusan ribu demonstran berkumpul di Kolombo pada Sabtu (9/7/2022) untuk menuntut pertanggungjawaban atas kesalahan mengelola uang negara.

Namun, presiden itu telah melarikan diri dibantu pasukannya yang melepas tembakan ke udara. Kendati demikian, demonstran berhasil masuk dan menduduki Istana Kepresidenan Sri Lanka itu.

Ketika berhasil masuk, demonstran menemukan beberapa hal di Istana.

Demonstran Temukan Celana Dalam Diduga Milik Rajapaksa

Ketika masuk ke kediaman Rajapaksa, demonstran tak mau menyia-nyiakan rumah kosong yang ditinggali Rajapaksa itu. Lantas mereka masuk ke sana untuk menjajal semua fasilitas yang ada di Istana.

Ada yang berenang, duduk santai di rumput halaman Istana, hingga masuk ke dapur Rajapaksa untuk menikmati makanan ringan hingga minuman mahal. 

Bahkan, massa juga berhasil masuk dan menuju kamar Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.

Ketika di kamar Rajapaksa, salah satu demonstran mengeluarkan celana dalam yang diduga milik Rajapaksa.

"Kami berada di kamar Gotabaya, ini pakaian dalam yang ditinggalkannya," kata seorang pemuda sambil memegang celana hitam.

"Dia juga meninggalkan sepatunya," ujarnya lagi.

Kamar Mandi Rajapaksa Terpasang AC

Ketika masuk ke kamar Rajapaksa, beberapa demonstran juga secara bergiliran tidur di kasur king size milik presiden sri lanka itu. Tak ketinggalan, sofa-sofa empuk juga diduduki para demonstran.

Tak sampai situ, demonstran menjelajahi istana sampai menemukan kamar mandi mewah. Mereka kaget melihat kamar mandi milik Rajapaksa memiliki AC.

"Saya terkejut melihat AC bekerja di kamar mandinya. Sedangkan kami harus bertahan dengan pemadaman listrik yang tak ada habisnya," kata seorang demonstran dikutip AFP.

Demonstran Temukan Uang Tunai 17,8 Juta Rupee

Dalam aksi tersebut, salah satu demonstran yakni Lahiru Weerasekara kaget melihat uang tunai sebesar USD49,000 atau 17,8 juta Rupee di ruangan Rajapaksa.

Pemimpin mahasiswa yang turut ikut protes mengatakan uang itu langsung akan diserahkan ke pihak kepolisian.

Para pengunjuk rasa yang masih menduduki istana kepresidenan hingga hari ini mengatakan bahwa mereka tidak akan pergi sampai Rajapaksa benar-benar mundur.

"Perjuangan kami belum berakhir," kata Lahiru yang dikutip dari Channel News Asia .

"Perjuangan kami belum berakhir," kata Lahiru Weerasekara kepada wartawan.

"Ketika kami pindah ke penghalang terakhir, kami tahu bahwa militer mungkin akan melepaskan tembakan. Kami mempertaruhkan hidup kami," katanya.

"Kami tidak akan menyerah pada perjuangan ini sampai dia benar-benar pergi."

Sri Lanka telah mengalami kekurangan bahan pokok selama berbulan-bulan, pemadaman listrik yang lama dan inflasi yang tinggi setelah kehabisan mata uang asing untuk mengimpor kebutuhan.

Pemerintah telah gagal membayar utang luar negeri senilai US$51 miliar dan sedang mencari dana talangan Dana Moneter Internasional.

IMF mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan "resolusi dari situasi saat ini yang akan memungkinkan dimulainya kembali dialog kita".

Sri Lanka hampir kehabisan persediaan bensin yang sudah langka, dan orang-orang yang tidak dapat melakukan perjalanan ke ibu kota mengadakan protes di kota-kota lain di seluruh pulau itu pada hari Sabtu.

Demonstran telah mempertahankan kamp protes selama berbulan-bulan di luar kantor Rajapaksa menuntut pengunduran dirinya.

Kamp itu menjadi tempat bentrokan pada bulan Mei ketika sekelompok loyalis Rajapaksa menyerang pengunjuk rasa yang damai.

Sembilan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka setelah kekerasan memicu pembalasan terhadap massa pro-pemerintah dan serangan pembakaran di rumah-rumah anggota parlemen.

Saat Istana Kepresidenan digeruduk massa, Rajakpaksa disebut telah melarikan diri menggunakan kapal laut di pelabuhan Kolombo. Rajapaksa mengatakan dirinya akan mengundurkan diri.

"Untuk memastikan transisi damai, presiden mengatakan dia akan mundur pada 13 Juli," kata ketua parlemen Mahinda Abeywardana dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga bersedia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri Sri Lanka.

Wickremesinghe mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin partai politik. Pembicaraan ini membahas soal langkah-langkah yang akan ditempuh pemerintah menyusul kerusuhan tersebut.

Wickremesinghe telah mengatakan kepada para pemimpin partai bahwa dia bersedia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan memberi jalan bagi pemerintahan semua partai untuk mengambil alih," pernyataan kantor PM dilansir Reuters.

Tags:
Sri LankaGotabaya Rajapaksa

Reporter

Administrator

Editor