Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif beserta jajaran kedua kementerian melakukan Rapat Kerja Bersama di Ciawi, Bogor. (foto: ist)

Nasional

Dampak Perang Rusia dan Ukraina, Dua Menteri Bertemu Bahas Isu Krisis Energi

Selasa 05 Jul 2022, 10:20 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Perindustrian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menggelar rapat bersama untuk membahas isu strategis terkait situasi energi yang berpengaruh pada kondisi industri manufaktur.

Adapun pertemuan tersebut bertujuan membangun sinergi yang baik antara sektor industri dan ESDM.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif beserta jajaran melakukan Rapat Kerja Bersama di Ciawi, Bogor.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyampaikan, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan kedua Menteri untuk menyinkronkan program kerja Kemenperin dan Kementerian ESDM, karena hubungan antara sektor energi dan industri adalah satu saluran.

"Pertemuan antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Perindustrian ini membahas isu-isu strategis hasil komunikasi kami berdua agar program-program kerja antara kedua Kementerian bisa sinkron, sehingga dapat memberikan dampak yang besar bagi pembangunan negeri," ujar Arifin dikutip dalam keterangannya, Selasa 5 Juli 2022.

Arifin menyebutkan, situasi energi saat ini dipengaruhi oleh beberapa isu utama, seperti transisi energi dan adanya program-program untuk menuju net zero emission, antara lain pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan tuntutan dekarbonisasi. 

Adapun tantangan kedua adalah pandemi Covid-19 dan ketersediaan energi yang harus dijaga, serta perang antara Rusia dan Ukraina yang mungkin berlangsung berkepanjangan dan menyebabkan melonjaknya harga energi Karena itu diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya.

"Perlu adanya strategi mengatasi krisis energi dengan memanfaatkan energi seefisien mungkin, melihat alternatif-alternatif sumber energi untuk memberikan kontribusi bagi negara untuk mengatasi krisis ini," ujar Arifin.

Kementerian ESDM menyampaikan isu-isu energi yang perlu mendapat dukungan dari Kemenperin, di antaranya pelaksanaan efisiensi energi, pengendalian konsumsi BBM dan LPG PSO, percepatan pengembangan EBT, percepatan industri hilirisasi minerba, penerapan standar SNI pelumas, pemanfaatan gas untuk industri, serta evaluasi penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Selain itu kebijakan sinergi lainnya, seperti harga gas bumi tertentu untuk industri yang telah dilakukan dengan baik hingga saat ini, sangat terasa manfaatnya. Utamanya saat harga gas di pasaran saat ini bisa mencapai sekitar USD20/MMBTU di Eropa. 

"Kami harapkan sektor industri dapat memanfaatkan fasilitas harga gas khusus tersebut dengan pertimbangan krisis akibat perang diperkirakan masih berlaku selama satu hingga dua tahun. Ini merupakan kesempatan bagi industri untuk meningkatkan output dan ekspansi, sehingga memperoleh economy capacity untuk bersaing di pasar internasional," ujar dia.

Sementara itu, Menperin menyampaikan, pertemuan ini merupakan inisiatif dari dua kementerian, dan sepanjang yang diketahui, belum pernah ada rapat kerja bersama antara dua kementerian, terlebih yang berada di bawah kementerian koordinator yang berbeda.

"Dalam kesempatan ini, kedua kementerian bisa saling memberikan dukungan terhadap interest masing-masing, agar kinerja masing-masing kementerian bisa semakin ditingkatkan. Tentu ini merupakan raker awal yang diharapkan merupakan awal yang sangat baik bagi sinergi Kementerian ESDM dan Kemenperin," tegas Agus.

Menperin menilai poin-poin yang disampaikan oleh Kementerian ESDM merupakan common interest yang juga menjadi fokus Kemenperin. Sebagai contoh, terkait isu SNI pelumas dan TKDN khususnya solar panel, Kemenperin sangat terbuka terkait perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan terhadap isu-isu tersebut. 

"Pembahasan ini akan dilanjutkan di tingkat pejabat terkait. Salah satu kesepakatan dari raker bersama adalah membentuk working group sehingga ada sustainability dari pembahasan," jelasnya.

Kepada jajaran Kementerian ESDM, Menperin memaparkan kinerja sektor industri yang hingga saat ini masih menjadi penggerak utama perekonomian nasional. 

Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas pada triwulan I tahun 2022 sebesar 5,47 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen, ditopang oleh sektor industri alat angkutan, industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri mesin dan perlengkapan.

"Untuk mempertahankan kinerja sektor industri, diperlukan upaya strategis dalam menjaga ketersediaan dan pasokan energi, terlebih mengingat sektor industri menyerap hingga 40 persen dari total kebutuhan energi nasional, terbesar kedua setelah sektor transportasi," tutup Agus. (nitis)

Tags:
Menteri Perindustrianagus gumiwang kartasasmitamenteri energi dan sumber daya mineralArifin Tasrifkrisis energiPerang Rusia dan Ukraina

Reporter

Administrator

Editor