JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengkritik bocornya rekaman telepon antara Presiden Vladimir Putin dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Rekaman telepon kedua kepala negara itu dilakukan sebelum dimulainya perang di Ukraina.
Menurut Lavrov, publikasi panggilan telepon antara Macron dan Putin adalah pelanggaran etiket diplomatik.
"Etiket diplomatik tidak memberikan kebocoran sepihak dari rekaman (seperti itu)," kata Lavrov yang dikutip dari Al-Jazeera pada Rabu (6/7/2022).
Rincian panggilan rahasia beberapa hari sebelum operasi militer Moskow di Ukraina diungkapkan oleh penyiar France 2 dalam sebuah film dokumenter tentang penanganan konflik oleh Presiden Prancis.
Dalam pertukaran, yang mendapati Putin bersiap untuk pertandingan hoki es, pemimpin Rusia itu menggambarkan protes Maidan 2014 yang membawa para pemimpin pro-Barat ke tampuk kekuasaan di Ukraina sebagai kudeta berdarah.
Dia juga menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak untuk berdialog dengan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.
“Orang-orang dibakar hidup-hidup, itu adalah pertumpahan darah,” kata Putin, mengklaim bahwa Zelenskyy berbohong kepada Macron.
Pada satu titik, Macron tampak kesal dan memberi tahu Putin dengan suara yang sedikit meninggi: “Saya tidak tahu di mana pengacara Anda belajar hukum,” saat ia mengkritik pandangan Rusia.
Terlepas dari perbedaan tersebut, Putin pada prinsipnya menyetujui pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Jenewa, yang tidak pernah terwujud karena Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina empat hari kemudian.
Kendati demikian, Lavrov menambahkan Rusia tidak perlu malu atas beredarnya isi percakapan antara kedua pemimpin.
"Kami pada prinsipnya memimpin negosiasi sedemikian rupa sehingga kami tidak pernah merasa malu. Kami selalu mengatakan apa yang kami pikirkan dan siap untuk menjawab kata-kata ini dan menjelaskan posisi kami," katanya.