JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Maraknya kasus pelechan seksual yang terjadi di Pondok Pesanter (Ponpes) tampaknya membuat Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli alias Gun Romli resah.
Baru-baru ini dikabarkan, terjadi kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh lima orang, empat di antaranya adalah ustadz, terhadap belasan santriwati. Peristiwa ini terjadi di sebuah Ponpes di daerah Depok, Jawa Barat.
Terkait kasus empat ustadz Ponpes yang diduga cabuli belasan santriwati itu, Gun Romli resah dan meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk menangani kasus ini agar tidak menambah korban.
Sebelumnya diketahui, perkara pelecehan seksual itu diawali dengan kasus tiga orang santriwati usia 8-11 tahun yang menjadi korban pencabulan.
Disebutkan, total pelaku yang diduga melakukan pencabulan itu berjumlah lima orang, empat di antaranya adalah ustadz di Ponpes itu, sementara satu lagi adalah kakak kelas. Hal itu disebutkan oleh pengacara korban, Megawati.
"Pelaku ada lima orang dari pondok pesantren itu. Empat ustaz dan satu kakak kelas mereka yang di bawah umur," ujar Megawati dalam keterangannya.
Lebih lanjut, pengacara itu juga menuturkan bahwa para korban sebelumnya telah melapor ke Ponpes. Megawati menyebut bahwa perlakuan itu kerap terjadi.
Namun, pihak Ponpes tidak memberi tanggapan. Lantas kepala santriwati malah membungkam para korban untuk tidak membeberkan kejadian yang mereka alami ke pihak keluarga.
"Anak-anak itu sudah lapor ke pihak pondok pesantren, ke kepala santriwati dan tanggapannya bahwa di situ sebagai ancaman dibilang bahwa 'jangan kasih tahu sama ibu kamu ya. Kasihan nanti ibu kamu malah kepikiran'. Jadi dari ancaman itu anak-anak tidak berani lapor ke orang tuanya," tutur Megawati.
Hal itu kemudian ditanggapi oleh Gun Romli lewat Twitter-nya @GunRomli pada Sabtu (2/7/2022). Ia turut mengunggah tangkapan layar artikel yang berjudul “4 Ustaz Ponpes di Depok Diduga Cabuli Belasan Santriwati”.
Politikus PSI itu mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual tidak seharusnya mendesak untuk menyalahkan korban.
Padahal, pelecehan seksual menurut Gun Romli tidak berkaitan dengan busana maupun tempat kejadiannya. Contohnya, kasus pelecehan seksual yang dialami oleh santriwati di Ponpes.
"Masihkah mau menyalahkan korban? Dgn alasan busana, kondisi tempat & waktu?," ujar Gun Romli melalui akun Twitter pribadinya, dikutip pada Sabtu (2/7/2022).
Gun Romli lantas menjelaskan bahwa para santriwati yang menjadi korban pelecehan itu bahkan sudah menutup aurat.
"Aurat mereka sdah tertutup, mereka santriwati, di tempat yg hrusnya terhormat: pesantren. Tapi masih jadi sasaran pelecehan," ungkap Politikus PSI itu.
Masihkah mau menyalahkan korban? Dgn alasan busana, kondisi tempat & waktu?
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) July 2, 2022
Aurat mereka sdah tertutup, mereka santriwati, di tempat yg hrusnya terhormat: pesantren.
Tapi masih jadi sasaran pelecehan‼️ pic.twitter.com/hiEtsuyU2B
Gun Romli lantas meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk turun tangan mengatasi kasus ini. Poltikus PSI ingin kejadian serupa agar tidak terjadi dan memakan lebih banyak korban.
"Ini @Kemenag_RI perlu turun tangan, periksa pesantrennya, jangan ada korban lagi!," kata Gun Romli komentari berita 4 ustadz ponpes cabuli belasan santriwati. (frs)