Rocky Gerung Duga Upaya Black Campaign untuk Anies Bawedan: Dia Tak Punya Tiket Pilpres

Jumat 01 Jul 2022, 18:23 WIB
Kolase foto Anies Baswedan dan Rocky Gerung (Dok. Poskota)

Kolase foto Anies Baswedan dan Rocky Gerung (Dok. Poskota)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menduga adanya upaya black campaign pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Ia memang kerap mengamati sepak terjang sang gubernur.

Bahkan, tak jarang Anies kerap dikaitkan dengan aksi 212. 

“Misi kita salah mengembalikan kedaulatan rakyat kepada pemilih, kalau hak kita dirampas, maka harus merampasnya kembali,” tutur Rocky, dikutip dari laman YouTube Rocky Gerung Official, dikutip Jumat (1/7/2022).

Ia menjelaskan, jika sangat memungkinkan banyak orang yang menjerumuskan sang gubernur.

"Sangat mungkin Anies Baswedan dijebloskan oleh mereka yang tak menghendaki," jelas Rocky.

Lebih lanjut, Rocky melakukan penelusuran, hasilnya Anies tak bisa mengikuti Pilpres 2024, karena tak memenuhi syarat 20 persen presidential thershold.

"Kalau dia enggakk punya tiket, kenapa dimusuhi?," tutur Rocky.

Menurut Rocky, semakin banyak musuh, maka banyak ketidakjujuran di dalamnya.

"Tapi saya percaya, ada ketidakpercayaan yang sedang dipasang untuk menghalangi Anies," ujar Rocky.

Ia pun mengkritik para media yang melakukan black campaign untuk Anies Baswedan.

"Anies adalah gubernur dari Ibu Kota negara, sangat plural, bayangkan, misalnya ada spancuk seolah Anies Baswedan intoleran," tutur Rocky.

"Jadi semakin banyak black campaign bisa jadi pertanda, ada survei diam-diam, yaitu Anies Baswedan sudah di atas," tambahnya.

Rocky menegaskan, ia tak bermaksud mendukung Anies, namun kedaulatan rakyat merupakan konsep demokrasi, sehingga menjadi hak setiap warga negara untuk berkompetisi.

Ia juga meminta pemilihan umum (Pemilu) 2024 tidak menerapkan aturan presidential threshold 20 persen, terlebih jika tujuannya menghalangi kompetisi.

"Kita harus kembali pada prinsip awal, minta Anies mengucapkan demokrasi, yakni jangan sampai dirinya dimenangkan oleh oligarki lewat teori presidential threshold 20 persen," pungkas Rocky Gerung.

(*)

 

Berita Terkait

News Update