JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow mendukung upaya Indonesia yang bertujuan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
“Kami sangat mendukung upaya Indonesia dan Bapak Presiden dalam mempersiapkan dan menjadi tuan rumah [KTT] G20, yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia tahun ini,” kata Putin kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo yang dikutip dalam Tass pada Jumat (1/7/2022).
KTT G20 akan diadakan di Bali, Indonesia, pada 15-16 November 2022 mendatang.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov belum mengumumkan apakah Putin akan menghadirinya melalui tautan video atau secara langsung.
“Rusia dan Indonesia berusaha untuk mengoordinasikan posisi mereka di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya, termasuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, di mana Indonesia akan menjadi presiden tahun depan,” kata Putin.
Presiden Rusia mengatakan bahwa dirinya telah membahas masalah internasional dengan mitranya dari Indonesia.
"Saya juga memberitahu Bapak Presiden secara rinci tentang situasi di jalur Ukraina," katanya.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Putin di Istana Kremlin, Kamis (30/06/2022). Presiden Jokowi tiba di Istana Kremlin sekitar pukul 15.30 waktu setempat
Dalam pertemuan itu, Jokowi dan Putin membahas masalah terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk yang bisa berdampak kepada ratusan juta masyarakat dunia, terutama di negara berkembang.
Jokowi juga menegaskan dukungan terhadap upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mereintegrasi komoditas pangan Rusia dan Ukraina ke dalam rantai pasok global.
“Demi kemanusiaan, saya juga mendukung upaya PBB untuk reintegrasi komoditi pangan dan pupuk Rusia dan komoditi pangan Ukraina untuk masuk lagi dalam rantai pasok dunia. Khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, tadi sekali lagi Presiden Putin sudah memberikan jaminannya,” kata Jokowi yang dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI .
Kemudian, Mantan Walikota Solo itu juga menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, dan energi dapat segera diperbaiki.
“Saya mengajak seluruh pemimpin dunia untuk bekerja sama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai. dan semangat kerja sama. Hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai,” katanya.