JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Baru-baru ini, dikabarkan bendera yang diduga Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkibar di tengah acara deklarasi Anies Baswedan maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Acara yang diprakasai kelompok Majelis Sang Presiden itu diwarnai kericuhan, sebab ada pemasangan bendera dengan lafaz tauhid yang mirip bendera HTI.
Bendera yang mirip dengan bendera organisasi terlarang itu berkibar di samping bendera merah putih di panggung.
Acara deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan ini dihadiri oleh ratusan peserta. Mereka kompak menyatakan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta itu untuk maju menjadi calon di Pilpres 2024 mendatang.
Sejumlah ulama juga dikabarkan ikut dalam acara deklarasi tersebut.
Kendati demikian, hingga kini belum ada kepastian apakah Anies Baswedan akan maju di Pilpres 2024 atau tidak.
Sementara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kerap memiliki hubungan dengana Anies justru mendorong kader mereka, Salim Assegaf Al-Jufri sebagai capres.
Adapun, kericuhan soal bendera mirip HTI itu terjadi saat acara deklarasi Anies maju Pilpres 2024 di Hotel Bidakara.
Saat MC memulai acara, seorang peserta bernama Eka Jaya terlihat maju ke tengah ruangan. Dia mengenakan baju bertuliskan “Pejabat: Pengacara dan Jawara Bela Umat”.
Eka memprotes adanya pemasangan bendera mirip HTI di samping merah putih itu, dia juga menyerukan agar bendera tersebut dicopot sebelum acara mulai.
Lantas, seorang pria berbaju batik terlihat berusaha membela pemasangan bendera mirip HTI tersebut. Pria itu meminta untuk tidak mendiskreditkan bendera bertuliskan lafadz Allah dengan menyamakannya dengan bendera HTI.
"Jangan mendiskreditkan bendera Laillahaillah dengan bendera HTI," kata pria tersebut di lokasi acara, Rabu (7/6/2022).
Meski demikian, dia tak menyebut bahwa dirinya adalah pemasang bendera itu. Pria itu mengaku hanya peserta acara.
Eka Jaya lantas mengatakan kalau dia tidak berniat mendiskreditkan bendera mirip organisasi terlarang itu. Dia menyatakan hanya menjaga opini publik soal acara yang menyangkut nama Anies ini.
Lantas Eka Jaya dan rekannya yang lain mengatakan kalau dirinya tak mendiskreditkan bendera mirip milik kelompok HTI tersebut. Dia menyatakan hanya menjaga opini publik soal acara ini.
"Kami menjaga citra Pak Anies," kata Eka Jaya.
Akhirnya, kedua bendera mirip HTI dengan masing-masing warna hitam dan putih itu pun di copot usai kericuhan berlangsung.
Selanjutnya, MC langsung minta peserta acara untuk mengulang nyanyian Indonesia Raya, setelah sebelumnya sudah di nyanyikan.
Alif Akbar bin Abdurahman Al Yamani, eks simpatisan Front Pembela Islam (FPI) dan salah satu deklarator di acara itu pun mengklarifikasi adanya kericuhan soal bendera HTI tadi.
"Kalau itu bentuk kecintaan kita satu sama lain, saling mengingatkan, bukan satu hal yang dibesar- besarkan," kata Alif soal bendera mirip HTI yang berkibar di acara deklarasi Anies maju Pilpres 2024 itu. (firas)