ADVERTISEMENT

Benarkah Kelompok LGBT Lebih Rentan Terinfeksi Cacar Monyet? Ini Kata CDC dan IDI

Jumat, 27 Mei 2022 07:30 WIB

Share
Tanggapan CDC dan IDI terkait kasus cacar monyet pada LGBT. (Foo/Intenet/TST)
Tanggapan CDC dan IDI terkait kasus cacar monyet pada LGBT. (Foo/Intenet/TST)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Cacar monyet kini tengah menjadi sorotan, jika sebelumnya wabah ini hanya menyerang Afrika Barat dan Tengah, kini penyakit tersebut telah meluas ke berbagai negara.

Menariknya, monkey pox atau cacar monyet tak selalu dikaitkan dengan riwayat perjalanan, lho.

Belum lama ini, media sosial dikejutkan dengan rumor munculnya gejala penyakit tersebut selama hubungan seksual, di mana terdapat lesi pada alat kelamin mereka dan daerah di sekitarnya.

Kebanyakan pasien tersebut justru berasal dari kalangan gay dan biseksual.

Lantas, bagaimana tanggapan Centers for Disease Control (CDC) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan kabar yang telah menyebar di masyarakat? Berikut informasi selengkapnya.

Melansir dari Fox News, CDC menjelaskan kelompok gay dan biseksual lebih berisiko terinfeksi virus monkeypox.

Hal tersebut berdasarkan temuan kasus cacar monyet, khususnya saat Darklands Festival di Belgia dan The Canaria Pride, yakni parade perayaan untuk identitas homoseksual dan LGBT lain.

"Kesadaran akan kenyataan sangat penting, supaya mereka dapat membuat keputusan untuk kesehatan pribadi maupun komunitasnya" tutur ahli epidemiologi CDC dr. John Brooks, dalam monday telebriefing.

Lebih lanjut, dr, Brooks menjelaskan, penyakit menular seperti monkeypox tak mengenal batasan, sehingga bisa mengenai siapa saja.

Artinya, cacar monyet bukan penyakit eksklusif yang hanya menyerang komunitas gay dan biseksual saja.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar ditutup untuk berita ini.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT