Buntut Pelarangan UAS, Hari Ini Massa Perisai Bakal Geruduk Kedubes Singapura

Jumat 20 Mei 2022, 11:58 WIB
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan.(adam)

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan.(adam)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok bernama Pertahanan Ideologi Syariat Islam (Perisai), bakal menggeruduk Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura di Jakarta pada Jum'at (20/5/2022).

Adapun penggerudukan tersebut, digelar sebagai respons terhadap pemerintah Singapura yang melarang pendakwah kondang Tanah air, yakni Ustadz Abdul Somad (UAS) menginjakkan kaki di negara bekas wilayah Malaysia itu.

Dalam poster yang beredar di kalangan awak media itu tertulis 'Singapura Sudah Melecehkan Ulama Kami Ustad Abdul Somad. Usir Dubes Singapura Bila 2x24 Jam Tidak Meminta Maaf ke Rakyat Indonesia!!!'. Aksi tersebut rencananya akan digelar, Jumat (20/5/2022) pukul 13.00 WIB siang ini.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Endra Zulpan, membenarkan terkait adanya aksi demonstrasi di depan Gedung Kedubes Singapura siang ini.

"Benar, surat pemberitahuan aksinya sudah diberikan ke Ditintelkam Polda Metro Jaya," kata Zulpan saat dikonfirmasi, Jum'at hari ini.

Zulpan mengungkapkan, berdasarkan surat pembitahuan tersebut, kelompok Perisai menyebut bahwa jumlah massa mereka hari ini hanya berkisar sekitar 50-an orang massa.

Dia melanjutkan, terkait hal ini Polda Metro juga tidak akan memberikan pengamanan khusus (ketat), kendati beberapa waktu lalu Kedubes Asing mendapat ancaman pengeboman oleh orang tak dikenal.

"(Pengamanan khusus?) tidak ada, biasa saja. Jangan terlalu berlebihan, kita lihat juga dari penyampaian yang akan mereka lakukan, kan perkiraan massanya hanya 50 orang. Jadi disesuaikan saja, biasa saja," ujar dia.

"Kalau pengamanan Kedubes tanpa ada aksi demo, kita kan sudah ada dari Ditpamobvit Polda Metro Jaya yang melekat di situ. Pengamanan VVIP sudah ada di Kedubes, ada Subdit Pamwal VVIP Ditpamobvit di situ," sambungnya.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Singapura menjelaskan, alasan UAS ditolak masuk ke negaranya. Dalam hal ini, pemerintah Singapura menyebut UAS sebagai sosok yang ekstremis.

Selain itu, Kementerian Dalam Negeri Singapura juga membenarkan jika UAS tiba di Terminal Feri Tanah Merah dari Batam bersama enam orang lainnya pada Senin (16/5/2022) kemarin.

Namun, setelah diwawancarai oleh petugas imigrasi, rombongan UAS ditolak masuk.

“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” tulis keterangan Kementerian Dalam Negeri Singapura, dikutip dari laman resminya, Rabu (18/5/2022).

Adapun pemerintah Singapura mencontohkan beberapa pernyataan UAS yang dianggap masuk dalam kategori ekstremis. Misalnya, UAS disebut pernah mengatakan jika bom bunuh diri adalah hal yang sah dalam konteks konflik Israel-Palestina.

“Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir,” tulis keterangan tersebut.

Di dalam otonomi Singapura, setiap pengunjung tidak otomatis bisa masuk ke Singapura. Mereka akan dinilai terlebih dahulu.

"Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi,” lanjut bunyi keterangan itu. (Adam).

Berita Terkait

News Update