AKHIRNYA, berita pertemuan Presiden Jokowi dengan Elon Musk, sampai ke telinga puna kawan Gareng, Petruk, Bagong, minus Ki Lurah Semar.
Gareng membuka obrolan di gardu jaga. Gareng heran dengan obrolan di medsos, pada bahas Bahasa Inggris Pak Jokowi saat ngobrol dengan Elon Musk.
Bagi Gareng, kenapa masalah itu harus dibahas dan bahkan ditertawakan.
Tapi, menurut Petruk itu hal wajar, karena maunya anak milenial Bahasa Inggris Presiden juga harus fasih, lancar, karena Pak Jokowi gayanya juga gaul bin milenial. Apalagi, dengan Elon Musk.
Di tengah obrolan mulai asyik, datang tukang buah keliling pakai gerobak. “Melon mas, melon mas. Seger nih,” katanya. “Saya denger tadi minta melon gitu.”
“Bukan melon, Mang. Tapi lagi ngobrol Elon Musk. Noh, konglomerat Amerika yang bertemu Presiden Jokowi, punya perusahaan mobil listrik Tesla, ngerti Mang,” kata Petruk.
“Denger-denger sih, cuman lihat fotonya,” ujar Mamang tertawa.
Gareng langsung ambil melon, dan tampak menikmati kesegarannya. Petruk ikut terbawa selera. Lantas melanjutkan omongan soal Elon Musk dan Tesla. Dengan semangat Gareng mengaitkan dengan rencana Presiden Jokowi membangun IKN Nusantara, di Kaltim.
Karena di sana akan serba listrik. Aneka pelayanan dengan listrik. “Ya cocok kalau menggandeng Elon Musk, tapi masalahnya, dianya mau nggak ya kalau Ibu Kotanya masih harus babad gitu,” ujar Petruk kritis.
Tahu-tahu Bagong datang,langsung nyamber omongan. “Saru, Orang jam segini kok ngrembuk kelon mas, kelon mas. Nggak elok, Reng, Truk.”
“Halah, kuping rombeng, ganti sono. Sini ngomong Elon Musk nyautnya kelon mas,” hardik Gareng.
“Ooooo maaf, harap dipersori. Salah denger,” ujar Bagong sambil mendekati pedagang buah. Dia pun ambil melon.
Tapi Bagong langsung bicara lagi, soal omongan kelon, ingat saat Petruk Dadi Ratu, saat Petruk Menjadi Raja. Orang kawulo tiba-tiba jadi raja, tingkah polahnya tidak karuan. omong sembarang. Termasuk seenaknya omong kelon mas, kelon mas.
"Ingat nggak Truk, waktu kamu lakon Petruk Dadi Ratu, gimana kamu ngomong slengekan seenaknya. Jadi raja tidak menunjukkan sikap rajanya, malah bikin rusak tatanan. Untung segera ketahuan, penyamaranmu distrap Ndoro Prabu Kresno dan Romo Semar. Kalau tidak, walah rusak negara," kata Bagong.
Petruk seketika lesu, teringat lelakon kala itu. Entah gimana kok dirinya tiba-iba bisa menjadi Raja, terus seenaknya, sampai-sampai orang menyebut kere munggah bale, kere naik tahta.
"Sudahlah, Gong, aku malu, yang berlalu ya sudah. Sekarang, itu lho kakakmu ngomong serius, soal Elon Musk, mungkin kamu punya pandangan," ujar Petruk.
Lantas, Gareng memberi tahu Bagong, soal orang-orang yang nyinyir membahas Bahasa Inggris Pak Jokowi saat bertemu Elon Musk. Bagong langsung nyaut. Dia pun mempertanyakan, kenapa ngobrol saja dipertontonkan, cuma ingin menunjukkan bisa Bahasa Inggris.
Baginya, lebih baik pakai penerjemah, dan Pak Jokowi pakai Bahasa Indonesia saja biar bisa mengekspresikan semua uneg-uneg dan pemikirannya.
”Lha, kalau Bahasa Inggris terbata-bata, gimana bisa sampai pada maksud yang dinginkan,” ujarnya.
Mereka bertiga pun terus adu omongan soal pertemuan Pak Jokowi dengan Elon Musk. Namun, belum sempat mencapai kata sepakat, tukang buah bicara lagi.
“Melon mas, melon.” Ternyata dia sudah mendorong gerobaknya lagi, dan nagih uang. Dia bilang Rp30 ribu. Petruk kaget. “Mahal amat, emang berapa sisir?”
Setelah dibayar, menawarkan buah lagi. “Melon, melon mas, Kelon mas, ehhhh salah,” ujarnya sambil tertawa menoleh ke arah Puna kawan bertiga. “Eh, Maksudnya Pak Jokowi ketemu Elon Musk,” tambahnya. (winotoAnung)