ADVERTISEMENT

Presiden Nenilai Pembantunya Kurang Berempati, Pengamat: Pertanda Jokowi Merasa Tak Dapat Mengendalikan Para Menteri

Rabu, 6 April 2022 19:40 WIB

Share
Presiden Jokowi saat sidang kabinet, melarang para menteri bahas penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden. (tangkapan layar).
Presiden Jokowi saat sidang kabinet, melarang para menteri bahas penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden. (tangkapan layar).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Jokowi marah kepada para menterinya, dan menilai para menteri kurang berempati.

Terhadap hal itu, pengamat yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurniasyah menduga  Presiden Joko Widodo (Jokowi)  kesal dengan sikap para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju. Hal itu lantaran hanya Jokowi yang berempati terhadap kegelisahan rakyat. 

Menurut Dedi Kurniasyah, para menteri tidak bisa menangkap apa yang dirasakan mantan Wali Kota Solo itu. 

"Kekhawatiran soal ekonomi, stabilitas, hanya ia (Jokowi) sendiri yang seolah menyadari. Kondisi itu sekaligus pertanda bahwa Jokowi merasa tidak dapat mengendalikan para menteri," kata Dedi, Rabu (6/4/2022). 

Dedi menduga, Jokowi mulai merasakan ada orang dekatnya yang merasa lebih dihargai dibandingkan dirinya.

`"Ini bisa ditafsir ada tokoh lain yang mungkin lebih berpengaruh, dan Jokowi bisa saja justru menjadi bagian yang di bawah kontrol tokoh lain itu," ungkapnya. 

Terguran Jokowi kepada menterinya bukan barang baru. Sering dan berulang, tapi tidak hasilnya. "Sementara Jokowi sendiri mungkin punya kekhawatiran, mengapa instruksi yang ia berikan seolah hanya didengar, tanpa ada perubahan signifikan," ujarnya.

 

Dua hal ini memicu kegusaran Kepala Negara dalam nuansa terbuka. "(Teguran Jokowi) bisa saja sangat penting. Jokowi mengabarkan pada publik jika ia sudah bekerja keras, tetapi seolah ada tembok pemisah di lingkarannya sendiri yang menjadi penghalang," tutur. (rizal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT