ADVERTISEMENT

Pedas! Soal Kenaikan BBM, Rizal Ramli Sebut Rezim Jokowi Brutal: Gak Punya Hati 

Rabu, 6 April 2022 16:04 WIB

Share
Foto : Petugas SPBU Pertamina sedang melakukan pengisian bahan bakar Pertamax ke pengemudi sepeda motor. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)
Foto : Petugas SPBU Pertamina sedang melakukan pengisian bahan bakar Pertamax ke pengemudi sepeda motor. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ekonom Senior  Rizal Ramli mengkritik  pemerinatah yang tega  menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan melambungnya harga berbagai kebutuhan masyarakat. 

Terkait itu, Rizal Ramili mengatakan,  rezim yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekarang sangat brutal tidak memiliki hati dan empati.

Sebab katanya, menaikkan harga BBM dan kebutuhan bahan pokok lainnya tanpa memikirkan kondisi ekonomi masyarakat.

“Rezim sekarang ini paling brutal menaikkan harga-harga dan tarif yang memberatkan masyarakat,”  kata RR, sapaan akarab Rizal Ramli, Rabu (6/4/2022).

 

RR menilai, pemerintah tidak mempunyai hati dan rasa empatinya kepada rakyat. Dimana sebelumnya,  pemerintah menyampaikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hingga gas LPG 3 kilogram.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir berbicara dengan para mahasiswa mengenai BBM Pertalite yang diputuskan pemerintah menjadi jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) atau BBM bersubsidi. Namun ia juga memohon maaf karena pemerintah akan menaikkan harga BBM jenis Pertamax.

"Ini pemerintah sudah memutuskan Pertalite dijadikan subsidi, Pertamax tidak. Jadi kalau Pertamax naik ya mohon maaf, tapi kalau Pertalite subsidi tetap," kata Erick Thohir dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin yang disiarkan melalui YouTube, Rabu, 30 Maret 2022 lalu. (rizal)

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT