HALO Bapak Ibu, kabar baik ya. Bagus. Pekan ini selain ada yang nggak enak, pasti ada juga berita yang enak ya. Soal minyak goreng kan sudah beres. Artinya setelah menghilang, kini sudah ada di pasaran. Mahal harganya. Nggak apa yang penting ada barangnya. Oke.
“O, iya Presiden lagi marah-marah tuh sama para menterinya. Banyak banget masalah yang bikin jengkel orang nomor satu di negeri ini. dari masalah pangan sandang dan yang lainnya. Bayangkan saja,bahwa banyak banget keperluan dalam negeri yang diimpor dari luar,” ujar sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.
Bang Jalil mendengar berita itu. Memang, kayaknya nggak masuk akal, sebagian besar kita punya, tapi nggak dimanfaatkan secara maksimal.
“Menterinya asyik-asyik aja di belakang meja. Pokoknya kalau nggak sanggup kerja, ya ganti aja, kan banyak yang mau kerja?” kata istri Bang Jalil.
“Ibu siap gantikan mereka?” tanya sahabat.
“Siap….,” jawab istri Bang Jalil.
“Ibu jangan asal siap. Ngurus negara ini nggak gampang…!“ tegur Bang Jalil.
“Oke, kalau siap, sebaiknya Ibu sebagai menteri bidang apa?“ tanya sahabat.
“Ya,urusan emak-emaklah,” jawab istri Bang Jalil.
Lihat juga video “DPR RI Anggarkan Dana Gorden Rp48,7 miliar, Warganet Sindir Sangat Mewakili Rakyat Sekali”. (youtube/poskota tv)
Masalah emak-emak sangat banyak. Soal sembako dan sandang. Seperti saat ini, jelang Puasa dan Lebaran. Harganya bakalan pada naik. Minyak goreng sudah naik dan bikin marah masyarakat karena mereka dikerjai, ngantre kayak zaman krisis. Sekarang membludak, tapi mahal harganya. Nanti,bahan sembako lainnya satu persatu juga naik. Gas sudah naik!
“Apa Ibu mampu menghadapi emak-emak?” tanya sahabat.
“Kalau ada masalah sembako, Ibu mau didemo? Ingat lho, sembako kalau sudah naik lupa turun!” kata Bang Jalil.
Istri Bang Jalil bungkam. Nggak bisa bayangin deh, kalau kaum sejawatnya pada ngambek.
Tiba-tiba hujan turun,istri Bang Jalil keluar rumah. Dia mengenakan helm dan tangannya membawa mangkok plastik.
“Bu, mau kemana, lagi hujan gini?” tanya sang suami.
Istri Bang Jalil nggak menjawab, tapi dia bergaya kayak Rara,si pawang hujan Mandalika itu. Sambil berteriak ke langit!
‘Wahai sembako,kendalikan hargamu. Jangan naik. Turun, turun, turun!’ (massoes)