PALESTINA, POSKOTA.CO.ID - Pertemuan Israel dengan para Menteri Luar Negeri dari negara-negara Arab di Negev dikecam kelompok perlawanan Palestina.
Hadir di sini perwakilan para diplomat Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Amerika Serikat, dan Israel.
Pertemuan pada Minggu dan Senin ini melanjutkan normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel yang ditengahi AS.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel pada hari Sabtu guna pembicaraan sehubungan dengan rencana Tel Aviv untuk membangun sepuluh kota Yahudi baru.
Kelompok perlawanan Palestina Hamas dalam pernyataan pada hari Minggu (27/3/2022) mengecam pertemuan yang diadakan di tanah Palestina yang diduduki pada saat rezim Israel melanjutkan,"bentuk terburuk dari pembangunan pemukiman dan Yudaisasi situs suci Islam dan Kristen kami dan orang-orang kami berada di sana. mengalami berbagai bentuk penganiayaan, terorisme, pembunuhan dan pemindahan.”
Hamas menegaskan kembali penolakan mutlak terhadap semua bentuk normalisasi dengan rezim pendudukan.
Pertemuan ini dipandang Hamas ”hanya melayani musuh dalam melanggengkan agresi terus-menerus terhadap tanah kami, rakyat kami, dan tempat-tempat suci kami."
Gerakan perlawanan ini juga meminta negara-negara Arab yang menandatangani Kesepakatan Abraham dengan Israel untuk mempertimbangkan kembali langkah mereka untuk menghormati tanggung jawab kesejarahan mereka untuk melindungi Yerusalem dan Palestina dari Israel.
Kesepakatan Abraham mengacu pada kesepakatan normalisasi yang dicapai antara Israel dan Uni Emirat Arab dan Bahrain pada 2020 yang dimediasi pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.
Maroko dan Sudan kemudian mencapai kesepakatan serupa yang ditengahi AS dengan Israel.
Kesepakatan itu telah dikecam habis-habisan warga Palestina sebagai pengkhianatan. ***