BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua Komisi IV, DPRD Kabupaten Bogor, Ridwan Muhibi, mendesak Bupati Bogor, Ade Yasin untuk mengevaluasi Direktur Utama beserta seluruh jajaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang lantaran tak memberikan pelayanan yang baik.
Desakan ini, dikeluarkan Ridwan Muhibi setelah mengetahui adanya pelayanan yang kurang maksimal sehingga memicu amarah Kepala Desa Sadeng yang viral akhir-akhir ini.
Atas kejadian tersebut, pria yang akrab disapa Kang Bibih ini pun angkat bicara dan mendesak agar Bupati Bogor mengevaluasi Direktur Utama (Dirut) beserta seluruh jajaran RSUD Leuwiliang.
“Kesekian kalinya, saya menerima keluhan masyarakat terkait pola pelayanan, sampai seorang Kepala Desa ngamuk. Ini menjadi preseden buruk citra RSUD Leuwiliang,” ucap Ridwan Muhibi dengan nada kesal kepada Poskota, Jumat, (18/3/2022).
Wakil Ketua Komisi IV ini menjelaskan, RSUD itu berasal dari uang rakyat yang seharusnya mampu merepresentasikan apa yang menjadi harapan rakyat. Baik dalam pelayanannya pun seharusnya mengedepankan pola humanis, sehingga masyarakat mendapatkan rasa nyaman dalam pelayanan.
“Semua harus diperbaiki, nanti kami dari Komisi IV secepatnya akan panggil juga Dirut RSUD Leuwiliang, kalau seperti ini terus bisa-bisa masyarakat berbondong-bondong berobat ke Rumah Sakit lain sehingga berpengaruh dalam pendapatan daerah,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kang Bibih melihat, pasien yang tinggal di wilayah barat Kabupaten Bogor lebih memilih ke rumah sakit swasta atau RSUD di luar Kabupaten Bogor. Menurutnya, keluhan yang keluar dari masyarakat adalah pelayanan RSUD Leuwiliang sangat buruk.
“Ke depan jangan sampai ada lagi kejadian seperti ini lagi, saya berharap pelayanan RSUD Leuwiliang lebih dimaksimalkan,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor Yanuar Lesmana ngamuk di depan Ruang Isnstalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang karena diduga akibat pelayanan buruk, pada Rabu (16/3/22) lalu.
Yanuar mengatakan, dirinya kecewa terhadap pelayanan RSUD Leuwiliang lantaran kesal tidak dipinjamkan mobil Ambulance oleh pihak Rumah sakit. Bahkan aksi kades ngamuk itu viral videonya di grup perpesanan dan sosial media.
“Pada waktu itu, Rabu (16/3/22) ada warga saya berinisial Y meninggal dunia. Secara SOP, mayat itu tidak boleh dibawa oleh mobil pribadi, harus pakai mobil ambulance dan saat itu kami melihat ada mobil ambulance nongkrong semua,” kata Yanuar Lesmana kepada wartawan pada, Kamis (17/3/2022).
Sementara saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi tidak memberikan tanggapan. (Billy Adhiyaksa)