Sekutu Bersenjata Nuklir Dicari Ukraina

Rabu 16 Mar 2022, 14:00 WIB
Pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

UKRAINA, POSKOTA.CO.ID - Ukraina perlu membuat aliansi pertahanan dengan negara yang dipersenjatai dengan senjata nuklir seperti Inggris.

Keterangan ini disampaikan pejabat tinggi keamanan di Kyiv Alexey Danilov dalam sebuah wawancara radio pada Selasa (15/3/2022) seperti dilansir dari RT.

Dia menolak sebagai organisasi internasional yang paling tidak berguna yang dibentuk pasca Perang Dunia II.

“Seluruh dunia sudah memahami apa yang terjadi di Ukraina. Sayangnya, tidak semua negara bereaksi dengan tepat,” kata Alexey Danilov yang memimpin Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional (NSDC) Ukraina kepada NV Radio Kiev.

Kutipan pernyataannya kemudian diposting di Facebook oleh NDSC.

Dia mengecam negara-negara yang lebih peduli tentang uang daripada nilai-nilai demokrasi. Sejumlah beberapa negara Barat berada di pihak Kiev tetapi yang lain membuat tergantung pada saat yang sulit.

Alexey Danilov menolak sekelompok organisasi internasional yang dibentuk usai Perang Dunia Kedua yang tidak memengaruhi apa pun. Tetapi hanya mengungkapkan keprihatinan.

“Ukraina perlu membuat aliansi pertahanan baru yang harus mencakup negara dengan senjata nuklir. Hari ini adalah Inggris Raya,” katanya.

Dia juga mengatakan Ukraina telah mempersiapkan kemungkinan perang sejak November 2021 bahwa Kyiv akan menang dan Presiden Volodymyr Zelenskyy pantang mundur satu langkah pun dalam membela kepentingan nasional Ukraina.

Volodymyr Zelenskyy sebelumnya mengecam NATO lemah dan mempertanyakan komitmen aliansi pimpinan AS untuk membela anggotanya karena menolak untuk terlibat di Ukraina.

NATO telah menyalurkan puluhan juta dolar dalam bentuk senjata dan bantuan lainnya ke Kyiv dan memberlakukan embargo ekonomi yang luas terhadap Rusia.

Dalam pidato video pada Selasa, Presiden Ukraina itu mengatakan warganya telah menyadari bahwa mereka tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO dan sebagai gantinya mulai mengandalkan kekuatan kita sendiri.

Salah satu tuntutan keamanan utama Rusia yang disuarakan kepada NATO pada bulan Desember adalah janji agar Ukraina tetap netral. NATO dan AS menolak ini, bersikeras pada kebijakan "pintu terbuka".

Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 23 Februari, dengan mengatakan bahwa Rusia harus melakukan demiliterisasi dan "denazifikasi" pemerintah di Kyiv usai menolak untuk menyelesaikan konflik Donbass secara damai dan mencari senjata nuklir dan keanggotaan NATO. Ukraina mengecam langkah itu sebagai serangan "tidak beralasan". ***

Berita Terkait

News Update