Oleh: Budi Setiawan, Wartawan Poskota
BULAN Puasa tinggal hitungan hari. Masyarakat semakin cemas. Harga bahan pokok (bapok) saat ini masih bertengger tinggi. Bahkan tidak mustahil, harga sembako semakin liar dan tak terkendali.
Kenaikan beberapa komoditas pangan belakangan ini memang menyedot perhatian masyarakat.
Bahkan anggota Komisi XI DPR, Kurniasih Mufidayati, pun ikut angkat bicara. Menurutnya, kenaikan harga beberapa macam bapok, terutama minyak goreng sudah berlangsung sejak akhir 2021. Miris melihat penderitaan kaum ibu rumah tangga.
"Padahal sejak Januari 2022, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan secara khusus untuk segera mengatasi persoalan langkanya minyak goreng di pasaran," katanya, Jumat, 11 Maret 2022 lalu.
Kekhawatiran anggota dewan tersebut bisa dimaklumi. Pasalnya bulan Puasa tinggal hitungan hari. Biasanya jelang seminggu Puasa, harga bahan pokok bakal melonjak, seiring meningkat permintaan. Sehingga akan memicu naiknya kembali harga bahan pokok, jika pemerintah tak mampu meredam gejolak harga saat ini.
Kita tak menutup mata, pemerintah sendiri sudah mengambil langkah untuk meredam gejolak harga, termasuk minyak goreng. Selain menggelar operasi pasar (OP), pemerintah juga bersikap tegas dengan menstop sementara ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melalui instrumen pajak ekspor yang tinggi.
Namun kedua jurus yang dikeluarkan pemerintah tersebut belum juga mampu alias gagal meredam gejolak harga minyak goreng. Bahkan komoditas ini semakin langka di pasar.
Kita memahami kenaikan berbagai komoditas belakangan ini tak lepas dari irama naiknya harga di pasar internasional. akibat kurangnya pasokan. Kenaikan harga di pasar dunia akhirnya jadi ajang permainan kartel dan mafia. Mereka mencari dengan memanfaatkan rapuhnya jalur distribusi barang di dalam negeri.
Menimbun minyak goreng dan bukan tidak mungkin komoditas lain. Mereka sudah membaca, tiga bulan menjelang puasa, permintaan pasar terhadap komoditas impor melonjak.
Pemerintah baru menaruh perhatian serius, setelah di Makassar dan Medan beberapa waktu lalu menemukan adanya pelaku usaha yang menimbun minyak goreng dalam jumlah tak sedikit.
Bahkan di Medan ditemukan industri menimbun hingga satu juta ton minyak goreng di tengah masyarakat kalangkabut mencari minyak goreng di pasar.
Saat ini masyarakat berharap pemerintah bisa meredam gejolak harga minyak goreng maupun bahan pokok lainnya, seperti gula, kedelai, daging telur dan sebagainya. Termasuk harga sayur-mayur seperti cabai bawang merah dan lainnya, akibat cuaca ekstrem yang sampai kini masih berlangsung.
Kita setuju pemerintah mengerahkan Satgas Pangan untuk mengawasi ketat gudang bahan pokok di berbagai daerah. Mereka yang terbukti menimbun bahan pokok harus dihukum berat untuk memberi efek jera, karena sudah menyengsarakan masyarakat.
Lihat juga video “Viral! Membeludaknya Warga Mengantre Beli Minyak Goreng Murah”. (youtube/poskota tv)
Dibutuhkan sikap tegas dari pemerintah kalau mau menstabilkan harga bahan pokok. Jangan dibiarkan para penimbun berulah. Sebab hal ini bisa memicu melonjaknya kembali harga bahan pokok jelang bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Jadi waspada jangan sampai harga bahan pokok semakin liar dan sulit dikendalikan. **