ADVERTISEMENT

Perusahaan AS Minta Impor Uranium Dari Rusia Dikecualikan Dari Sanksi

Jumat, 4 Maret 2022 07:00 WIB

Share
Pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembangkit listrik tenaga nuklir.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AS, POSKOTA.CO.ID - Perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir Amerika Serikat sedang bernegosiasi dengan Gedung Putih untuk membebaskan impor uranium Rusia dari cakupan sanksi.

Upaya ini dilakukan di tengah eskalasi perang Rusia dengan Ukraina yang mengarah babak baru sanksi AS terhadap Moskow.

Amerika Serikat memasok setengah dari uranium yang dibutuhkan pembangkit listrik tenaga nuklirnya dari sejumlah negara, termasuk Rusia. Ini berdasarkan data kantor Informasi Energi AS dan Asosiasi Nuklir Dunia.

Sebanyak 22,800.000 pon uranium pada 2020 berasal dari Rusia, Kazakhstan, dan Uzbekistan untuk memasok kebutuhan 20 persen listrik AS.

Perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir AS menekan Gedung Putih supaya mengizinkan impor uranium dari Rusia terus berlanjut meskipun konflik berkembang di Ukraina. Karena sumber bahan bakar murah ini membuat harga listrik AS tetap rendah. Demikian dikutip dari Reuters pada Selasa (1/3/2022).

Institut Energi Nasional, kelompok bisnis perusahaan tenaga nuklir AS termasuk Duke Energy Group dan Axelon Group, mendorong Gedung Putih untuk mempertahankan pengecualian impor uranium dari Rusia.

Lobi Institut Energi Nasional AS bertujuan memastikan uranium tidak ditargetkan dalam sanksi Washington terhadap Moskow.

Australia dan Kanada juga memiliki cadangan uranium yang besar dan kapasitas produksi yang besar. Tetapi Rusia adalah salah satu produsen termurah di bidang ini.

Rusia memproduksi uranium dari Rosatom. Rosatom adalah perusahaan negara yang diresmikan langsung Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2007. ***

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT