"Saya akan pantau dan kawal tahapan-tahapan pelaksaaan Musorprov, jangan sampai melenceng. Kasian atlet yang sudah berlatih keras jika nantinya terlantar. Saya ini juga atlet bisa merasakan pedihnya perjuangan mereka," ujar Pras yang juga pereli.
Keprihatinan Pras bukan tanpa sebab. Sebagai pemegang kuasa anggaran dan pengetok palu di Legislatif, KONI DKI pernah "terlantar" pasca terpilihnya Doddy Amar sebagai Ketua Umum tanpa restu para stakeholder olahraga DKI.
Akibatnya berbagai program yang telah di canangkan menjadi berantakan dan puncaknya DKI gagal menjadi juara umum pada PON XIX Jawa Barat 2016.
Hingga penutupan pendaftaran, TPP menerima 2 (dua) nama calon Ketua Umum KONI DKI yang dilampirkan dengan surat dukungan suara dan surat dukungan tidak dapat ditarik kembali setelah masuk ke TPP.
Calon pertama Hidayat Humaid saat ini menjabat Wakil Ketua Umum II KONI DKI dan didukung 52 suara dukungan.
Kemudian calon lainnya Julizar Idris saat ini menjabat sebagai staf ahli anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) didukung oleh 10 suara.
Untuk menjadi Ketua Umum terpilih, kedua calon akan bertarung memperebutkan 68 suara dalam Musorprov 12 Maret mendatang. (bu)