Dari anggota dewan hingga maling kelas teri jalani ritual di Leweung Samida Bogor. (Foto/billy adhiyaksa)

Bogor

Gak Nyangka! Dari Anggota Dewan Hingga Maling Kelas Teri Jalani Ritual di Leweung Samida Bogor

Minggu 20 Feb 2022, 11:55 WIB

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Kepercayaan sejumlah pihak tentang khasiat berziarah ke sebuah makam atau petilasan, hingga era milenial ini masih ada dan bertahan.

Seperti halnya di wilayah Bogor, Jawa Barat, pemujaan terhadap makam dan benda keramat, dipercaya bakal menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya.

Khususnya di Leweung Samida, sejumlah orang bermasalah kerap datang dan berlindung di makam keramat Uyut Rasinem.

Dari anggota dewan hingga maling kelas teri jalani ritual di Leweung Samida Bogor ini.

Team Poskota mencoba menelusuri keberadaan makam Uyut Rasinem.

Ditemani tokoh masyarakat adat Puncak, Adi Prabowo, laju perjalanan menuju wilayah selatan Kabupaten Bogor, tepatnya di Ciherang Pondoh, Kecamatan Caringin.

Letak Leweung Samida berada di perbukitan berundak di antara kaki Gunung Salak dan Gunung Pangrango.

Konon, kawasan hutan yang dahulu kala dibuat oleh Raja Padjajaran dan dicatatkan di Prasasti Batutulis.

Dinamai Leweung Samida, yang berarti kawasan hutan yang ditumbuhi berbagai jenis pohon kayu wewangian.

Setelah melewati sejumlah pemukiman penduduk, team menjumpai jalanan menanjak perbukitan dengan kiri kanan pepohonan besar menyelimuti jalan.

Setelah menempuh kurang lebih 3 kilo perjalanan dari exit tol Caringin ruas Tol Bocimi, team melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 1 kilo meter.

Sebelum menuju lokasi, tim terlebih dahulu menjumpai dan bersilatrahmi dengan juru kunci atau orang yang mengetahui lebih jauh sejarah petilasan tersebut, Ki Sena Praja.

Menurut penuturan pria usai 50 tahunan ini, makam Uyut Rasinem sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Berada persis di bawah pohon raksasa yang juga berusia ratusan tahun di antara rimbunnya pepohonan wewangian yang terhampar di perbukitan itu.

“Disebut Leweung Samida yang berarti kawasan hutan dengan aneka pepohonan kayu wewangian. Dahulu kayu wewangian ini dibutuhkan kerajaan untuk mengkremasi mayat. Dalam kisah atau koropak, apabila ingin memasuki kawasan ini harus keluar dari Pintu Kelor di Kerajaan Padjajaran, kalau sekarang ini Batutulis melewati bukit Badigul,” kata Ki Sena Praja, saat dijumpai Poskota, Sabtu (19/2/2022).

Ki Sena Praja juga mengatakan, banyak yang mendatangi makam Uyut Rasinem ini, lantaran dipercaya bisa membantu menyelesaikan persoalan.

Beliau adalah guru spriritual yang memiliki kesaktian yang luar biasa.

Biasanya orang-orang yang ziarah kesini orang-orang yang bermasalah.

“Disini disebut Pangniukan-Pangguyuban, atau tempat meminta agar tidak menjadi buronan. Biasanya yang kesini itu rampok, pencuri, koruptor dan orang bermasalah lainnya, mereka bermalam disini dan tidur di dalam area makam Uyut Rasinem. Tapi rata-rata, Polisi tinggal datang saja kesini dan mereka keluar dengan solusi,” kata Ki Sena Praja.

Dalam area pemakaman tersebut, terhadap satu bangunan peratapkan genting kuno yang menjadi pelindung dari makam kuno Uyut Rasinem.

Lihat juga video “Imlek Tahun 2022, Penerimaan Lilin di Klenteng San Bio Dibatasi”. (youtube/poskota tv)

Untuk melaksanakan ritual di kawasan tersebut, setiap orang yang berniat mencari solusi atas persoalan yang membelitnya itu, diwajibkan membawa sejumlah kebutuhan persyaratan.

“Rata-rata bawa kemenyan, telur ayam kampung, Lisong atau Adipati, daging kerbau mentah dan bunga tujuh rupa. Sesajen itu diletakan di depan makam Uyut Rasinem. Tidak hanya yang bermasalah datang kesini, yang mau naik jabatan, mulai dari lurah, camat, pejabat, anggota dewan banyak kesini untuk mencari keberkahan atas keinginannya itu,” pungkasnya. 

Ki Sena juga menyampaikan, jika keberadaan makam ini dijaga oleh Macan hitam besar yang tidak lain adalah penjaga setia Uyut Rasinem.

Ia meminta siapapun yang hendak ziarah ke Leweung Samida agar menjaga adab dan etika berbicara. (billy adhiyaksa)

Tags:
Leweung Samida Bogortempat keramatkuburan keramatritual di Leweung Samida Bogorwisata spiritualpetilasan bogor

Reporter

Administrator

Editor