ADVERTISEMENT

Gus Yahya Dengan Tegas Larang PBNU Nyapres, Gus Muhaimin, 'Saatnya dari PKB'

Sabtu, 12 Februari 2022 12:55 WIB

Share
Gus Yahya dengan tegas larang PBNU nyapres, menjadi angin segar dan membuka peluang bagi Gus Muhaimin untuk terus maju sebagai capres pada 2024 mendatang mewakili PKB. (Foto/pkb)
Gus Yahya dengan tegas larang PBNU nyapres, menjadi angin segar dan membuka peluang bagi Gus Muhaimin untuk terus maju sebagai capres pada 2024 mendatang mewakili PKB. (Foto/pkb)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengatakan, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang tidak boleh ada lagi struktur PBNU yang maju sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres). 

Pernyataan itu disampaikan Gus Yahya sebagai ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) setelah terpilih menggantikan KH Said Aqil Siroj setelah Muktamar Lampung dan memastikan dirinya memegang kendali PBNU dalam lima tahun kedepan. 

Dengan pernyataan dari Gus Yahya dengan tegas larang PBNU nyapres, menjadi angin segar dan membuka peluang bagi Gus Muhaimin untuk terus maju sebagai capres pada 2024 mendatang mewakili PKB.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus Muhaimin menilai bahwa keputusan tersebut tepat. 

"Alhamdulillah, Muktamar di Lampung kemarin, Gus Yahya, ketua umum PBNU, menyatakan dengan tegas bahwa seluruh struktur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dilarang nyapres, dilarang ikut nyawapres, dilarang ikut kompetisi," ungkap ujar Gus Muhaimin .

"Mafhum mokhalafah-nya (pemahaman terbaliknya) kira-kira ini saatnya PKB, gantian. Kira-kira begitu karena dulu (Pilpres 2019) Rais Aam (KH Ma’ruf Amin maju sebagai cawapres), sekarang seharusnya ya ketua umum PKB,” tambah Gus Muhaimin saat memberikan sambutan dalam Deklarasi Dukungan Gerakan Nahdliyin Bersatu yang dihadiri para kiai, gus, dan lora di Pondok Pesantren Miftahul Qulub, Polagan, Galis, Pamekasan, Madura, Jumat (11/2/2022).

Diketahui, pada Pilpres 2019 lalu, Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin maju sebagai cawapres bergandengan dengan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dan akhirnya terpilih sebagai wakil presiden.

Sebelumnya, pada Pilpres 2004 silam, Ketua Umum PBNU saat itu, KH Hasyim Muzadi juga maju sebagai cawapres bergandengan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, namun kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla setelah melalui putaran kedua pemilihan. 

 

Lihat juga video “Tutorial Bertransportasi Mudah dan Murah Menggunakan JakLingko”. (youtube/poskota tv)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT