CILEGON, POSKOTA.CO.ID - Adanya erupsi Anak Gunung Krakatau (AGK) di perairan Selat Sunda tidak memengaruhi aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Namun, berbagai antisipasi tetap disiapkan jika terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan.
Kepala Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Banten Handjar Dwi Antoro mengatakan, operasional kapal di Pelabuhan Merak saat ini tetap berjalan normal.
Adanya aktivitas erupsi GAK di Perairan Selat Sunda tidak berpengaruh pada aktivitas pelabuhan.
"Tidak ada dampak, tentunya langkah antisipasi tetap dilakukan," kata Handjar kepada wartawan, Selasa (8/2/2022).
Lebih lanjut, kata Handjar, kewenangan operasional atau penutupan Pelabuhan Merak menjadi kewenangan BPTD Wilayah VIII Banten.
Saat ini, instruksi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, pihaknya diminta melakukan kajian terkait kondisi tidak diinginkan terjadi akibat aktivitas vulkanik AGK.
"Kalau penutupan pelabuhan, tentu kan kendaraan bisa menumpuk, nah kita sedang melakukan kajian itu, tetapi kita berharap situasi ini tidak akan pernah terjadi," tuturnya.
Handjar meminta kepada operator kapal lebih mewaspadai adanya gelombang tinggi dan angin kencang di Pelabuhan Merak yang diprediksi terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
"Kami meminta nahkoda selalu update cuaca dari BKMG," terangnya.
Kata Handjar, operasional kapal per hari tadinya sekitar 32 unit, saat ini hanya 25 unit. Kapal yang dibolehkan beroperasi yang berukuran besar dan tahan gelombang.
Adanya gelombang tinggi dan angin kencang merupakan siklus tahunan setiap awal tahun, semua operator kapal sudah ada standar oeprasional prosedur berkaitan dengan keselamatan saat gelombang tinggi.
"Kapal-kapal yang tidak terlalu besar tidak kita izinkan layar dulu," tuturnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Keselamatan Berlayar pada Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten, Mardiati mengatakan, pihaknya telah melakukan notice to marine atau maklumat pelayaran saat cuaca ekstrem.
Pihaknya mengimbau kepada nahkoda, perusahaan pelayaran dan owner kapal untuk selalu mengecek kondisi kapal.
"Harus sering-sering cek kondisi kapal. Peristiwa ini baru terjadi pada 2022 ini, sebelumnya kalau kejadian di kapal penyeberangan otoritas di BPTD, kemarin tanker kewenangan KSOP, itu baru dari Depo Pertamina Tanjung Gerem, larat akibat cuaca buruk," tuturnya. (Haryono)