Karena itulah, Doni Monardo menegaskan ihwal politik PPAD ke depan.
Bukan politik praktis kekuasaan, melainkan politik kesejahteraan.
"Yang urus politik praktis sudah ada, yakni partai politik. Yang mengurus ideologi dan konstitusi juga sudah ada. Para purnawirawan saya ajak untuk mengurus kesejahteraan dengan membangun jiwa wirausaha," ujarnya.
Langkah Doni bukan ambisi pribadi, ia pun mengilas balik, saat dirinya dipercaya para senior menjadi Ketum PPAD 2021-2025 pada Munas IV PPAD, 14-15 Desember 2021.
Doni menggantikan Letjen TNI Purn Kiki Syahnakri.
"Para senior dan sesepuh menghubungi saya. Mereka kurang lebih mengatakan, ‘Don, kamu sudah melakukan banyak hal, tapi ada satu yang belum, yaitu mensejahterakan purnawirawan," tambah Doni.
"Itulah yang menjadi pemikiran saya. Lebih baik hari ini dan ke depan kita memikirkan diri sendiri dan lingkungan kita, syukur-syukur bisa membantu negara. Kalau dulu kita berjuang, terutama bapak-bapak yang lebih senior, di berbagai medan operasi, melawan Belanda di Papua, operasi Seroja, Operasi di Kalimantan Utara, dan lain-lain. Terakhir, dalam keadaan sulit kerusuhan Mei 1998, TNI termasuk ambil bagian menjaga keutuhan NKRI yang hampir pecah," papar Doni.
"Old soldiers never die, they simply fade away" adalah slogan yang paling pas untuk para purnawirawan. Setelah tugas sebagai prajurit selesai, tidak ada kata surut. Kita harus terus mengabdi di lahan pengabdian yang berbeda.
"Saya prihatin kalau mendengar dan membaca berita purnawirawan digusur dari rumah dinas. Bayangkan, puluhan tahun mengabdi untuk negara, tapi di akhir tugas kena gusur," ujar Doni.
Doni menegaskan, atas pertimbangan itu semua, maka Doni menyampaikan tidak ada pilihan lain kecuali membawa PPAD ke arah kesejahteraan.
Terlebih, masalah kesejahteraan bukan hanya milik orang-per-orang, tetapi masalah bangsa.
Hanya bangsa yang sejahtera yang mampu membangun kekuatan negaranya.