JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Dalam rangka memeriahkan Hari Lahir (Harlah) Ke-96 Nahdlatul Ulama (NU), gunakan twibbon Harlah NU 2022 dan unggah di media sosial. Pasang twibbon-nya melalui artikel ini.
Diketahui, hari ini, 31 Januari 2022, organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU genap berusia 96 tahun.
Pada perayaan Harlah ke-96 ini, NU mengusung tema "Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban".
Puncak perayaan Harlah NU, ditandai dengan pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang akan berpusat di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).
Berdasarkan informasi, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin diagendakan akan hadir pada prosesi pemusatan pengurus PBNU periode 2022-2027 ini.
Berikut ini Twibbon Harlah ke-96 NU, yang dapat diunduh dan langsung digunakan.
- Twibbon Harlah NU 2022 (1)
- Twibbon Harlah NU 2022 (2)
- Twibbon Harlah NU 2022 (3)
- Twibbon Harlah NU 2022 (4)
- Twibbon Harlah NU 2022 (5)
- Twibbon Harlah NU 2022 (6)
- Twibbon Harlah NU 2022 (7)
Sebagai informasi, terkait sejarah berdirinya Nadhlatul Ulama, didirikan oleh beberapa tokoh ulama muslim di Indonesia, yaitu KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri.
Dilansir Poskota.co.id dari laman resmi NU, berdirinya NU tak lepas dari polemik terkait gerakan purifikasi Islam yang disertai tendensi menentang ajaran tradisional, di Arab Saudi.
Adapun gerakan purifikasi Islam di Arab Saudi saat itu, bahkan berniat membongkar makam tempat Nabi Muhammad SAW dikuburkan, karena dianggap bid'ah (hal baru yang tak pernah dilakukan Nabi).
Gerakan ini semakin kuat seiring berkuasanya Raja Saud dan menjadikan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan.
Ulama Islam saat itu beranggapan, bahwa gerakan purifikasi Islam yang berusaha menghapus tradisi dan budaya justru merupakan sebuah ancaman bagi kemajuan peradaban.
Kemudian, KH Abdul Wahab Chasbullah, lantas membawa masalah ini ke Kongres Al-Islam yang dihelat, pada 21-27 Agustus 1925, di Yogyakarta.
Pada saat yang sama, Indonesia sedang mempersiapkan dan akan mengirim Central Comite Chilafat (CCC), yaitu delegasi umat Islam ke Muktamar Dunia Islam di Mekkah pada 1925.
Tokoh yang menjadi delegasi CCC diisi oleh Wondoamiseno, KH Mas Mansur, dan HOS Tjokroaminoto.
Sebagai upaya, Kiai Wahab pun sempat melakukan pendekatan dengan para tokoh CCC tersebut, agar mendesak Pemerintah Arab Saudi untuk melindungi kebebasan bermazhab.
Namun malang, diplomasi tersebut selalu berakhir dengan kekecewaan, sebab sikap dari kelompok modernis tersebut yang tak kooperatif.
Akhirnya, upaya Kiai Wahab berlanjut, dengan membentuk Komite Hijaz, pada Januari 1927 dan telah mendapat restu dari KH Hasyim Asy'ari.
Adapun, Komite Hijaz nantinya akan dikirim ke Muktamar Dunia di Arab Saudi.
Setelah itu, Kiai Hasyim mengundang ulama terkemuka, pada 31 Januari 1926, untuk memilih delegasi perwakilan Komite Hijaz.
Lihat juga video “5 Makanan Wajib Saat Perayaan Imlek 2022”. (youtube/poskota tv)
Hasilnya, tokoh yang menjadi delegasi dari Komite Hijaz, yaitu KH Raden Asnawi Kudus.
Namun, alih-alih selesai, ternyata masalah baru muncul setelah penunjukan delegasi tersebut, karena belum adanya institusi yang mengirim Kiai Asnawi.
Oleh karena itu, organisasi atau jam'iyyah yang diberi nama Nahdlatul Ulama lahir, pada 31 Januari 1926 (16 Rajab 1344 H).
Sebagai informasi, pemilihan nama Nahdlatul Ulama merupakan usulan dari KH Mas Alwi bin Abdul Aziz. (Ibriza Fasti Ifhami)