POSKOTA.CO.ID - Penyebab COVID-19 yakni SARS-CoV-2 pertama kali terdeteksi di Tiongkok pada akhir 2019. COVID-19 ini terus bermutasi.
Sebanyak 10 varian saat ini menjadi varian yang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berikut varian tersebut seperti dikutip dari Deutsche Welle:
1. Varian Alpha
Varian dengan nama ilmiah B.1.1.7. ini terdeteksi pertama kali di Kent Inggris.
Beberapa peneliti menganggap varian ini jauh lebih menular dibanding virus asli SARS-CoV-2 di Wuhan Tiongkok.
2. B.1.351 atau Varian Beta
Mutasi jenis ini ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada Oktober 2021.
Varian ini disebut-sebut 50 persen lebih menular. Vaksinasi menggunakan Novavax dan Johnson & Johnson dianggap tidak efektif menghadapi varian ini.
Delirium atau kebingungan menjadi salah satu gejala varian Beta.
3. Mutasi P.1 di Brasil
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama varian ini sebagai Gamma.
Mutasi berasal dari kota Manaus, Provinsi Amazonas, Brasil.
Virus ini pertama kali ditemukan ilmuwan Jepang yang meneliti sampel seorang warga yang pulang dari Manaus pada Desember 2020.
4. Delta
Mutasi paling menular ini berasal dari India.
Varian dengan nama ilmiah B.1.167.2. Delta dianggap 50 persen lebih menular dibanding varian Alpha yang disebut 50 persen lebih menular dari virus aslinya.
Varian ini pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Mutasi ini memicu gelombang kedua COVID-19 di India.
5. Lambda
Bernama ilmiah C.37. Lambda pertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020.
WHO pada 15 Juni 2021 menetapkannya sebagai varian yang menjadi perhatian.
Tercatat 81 persen kasus aktif di Peru pada musim semi 2021 akibat varian ini.
6. Varian Kappa
Varian 1.167.2 terdeteksi di India pada Oktober 2020.
Gejalanya tidak berbeda jauh dengan gejala varian asli COVID-19.
7. Eta
Varian ini membawa mutasi E484-K yang juga ditemukan di varian Gamma dan Beta.
Kasus pertama varian ini dlaporkan di Inggris Raya dan Nigeria pada Desember 2020. Ditemukan di 70 negara di dunia.
8. Varian asal New York, B.1.526
Iota merupakan satu-satunya varian yang menjadi perhatian WHO di Amerika Serikat. Dideteksi pada November 2020.
Jenis virus ini disebut lebih menular dari varian sebelumnya.
Para peneliti menyebut varian Iota meningkatkan angka kematian 62 hingga 82 persen bagi para penderita COVID-19 yang berusia lebih tua.
9. Varian Mu
Bernama ilmiah B.1.621. Varian Mu ditemukan pertama kali di Kolombia pada Januari 2021.
Varian ini sempat dikhawatirkan dapat kebal dari vaksin.
WHO memperingatkan varian ini memiliki mutasi yang lebih tahan vaksin.
10. Omicron
Varian ini ditemukan di Afrika Selatan pada November 2021.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan menyebut gejala dari varian ini sangat ringan.
Dilaporkan tidak ada gejala anosmia pada varian ini. Namun varian ini 500 kali lebih cepat menyebar dibanding varian lain. ***