Pendapat Bahwa Pandemi Berakhir Tahun Ini Ditolak WHO

Rabu 26 Jan 2022, 08:00 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (Sumber: Reuters)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (Sumber: Reuters)

POSKOTA.CO.ID - Pandemi akan berakhir tahun ini tidak disepakati Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada Rabu lalu (19/1/2022) bahwa Inggris akan mengakhiri pembatasan COVID-19 pada pekan ini. Termasuk mandat masker, bekerja dari rumah, dan paspor vaksin.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (24/1/2022) memperingatkan kondisi tetap kondusif untuk varian virus corona lain muncul.

Dia sekaligus menegaskan berbahaya untuk berasumsi bahwa sudah berada di akhir masa pandemi.

Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan bahwa fase akut pandemi itu masih dapat berakhir tahun ini jika beberapa target utama terpenuhi.

Kepala WHO itu memaparkan serangkaian pencapaian dan perhatian dalam kesehatan global atas isu-isu seperti mengurangi penggunaan tembakau, memerangi resistensi terhadap perawatan anti mikroba, dan risiko perubahan iklim pada kesehatan manusia.

Namun Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan bahwa mengakhiri fase akut pandemi harus tetap menjadi prioritas kolektif.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu lalu (19/1/2022) menyatakan mengakhiri pembatasan COVID-19. Termasuk mandat masker di tempat-tempat umum dan sekolah-sekolah dan paspor vaksin untuk acara-acara besar di Inggris. Langkah-langkah itu telah diperkenalkan untuk memperlambat penyebaran varian virus omicron yang sangat menular.

“Ilmuwan kita yakin bahwa kemungkinan gelombang omicron sekarang telah mencapai puncaknya secara nasional ... karena kampanye booster besar-besaran," ucap Boris Johnson.

Dia menambahkan bahwa pembatasan telah memperlambat penyebaran.

Beberapa ilmuwan Inggris tidak setuju dengan langkah tersebut.

Pakar Virus Universitas Warwick Lawrence Young mengatakan,"Menghapus tindakan pembatasan dalam rangka menghadapi tingkat infeksi yang sangat tinggi berisiko.”

Peringatan senada datang dari Kepala WHO.

Dia menegaskan COVID-19 sebagai darurat kesehatan global dapat diakhiri dan dapat melakukannya tahun ini dengan mencapai target WHO untuk memvaksinasi 70 persen penduduk di setiap negara pada pertengahan tahun 2022.

Seperti dengan berfokus pada mereka yang berisiko tertinggi COVID-19, meningkatkan angka pengetesan dan pelacakan kontak yang terinfeksi virus corona, dan lebih dekat mengamati varian baru yang muncul.

“Memang benar bahwa kita akan hidup bersama COVID-19 di masa mendatang. Tetapi belajar hidup dengan COVID tidak berarti kita dapat menerima hampir 50.000 kematian dalam seminggu dari penyakit yang dapat dicegah dan diobati,” tambah Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sejumlah pejabat kesehatan masyarakat sejak awal pandemic menyatakan harapan untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap COVID-19 jika persentase orang yang divaksinasi cukup tinggi atau terinfeksi virus corona.

Harapan itu memudar ketika virus corona bermutasi menjadi varian baru secara berurutan selama setahun terakhir sehingga menginfeksi kembali beberapa dari mereka yang divaksinasi atau sebelumnya telah terinfeksi COVID-19.

Pakar penyakit mencatat penularan Omicron didorong dengan fakta bahwa varian itu lebih menular daripada pendahulunya dalam menginfeksi mereka yang telah divaksinasi atau terinfeksi sebelumnya.

Sejumlah pakar menyebutkan hal ini membuktikan virus corona akan terus menemukan cara untuk menembus pertahanan kekebalan tubuh.

“Itulah mengapa sangat sulit untuk menentukan seberapa dekat kita mencapai kekebalan kelompok saat ini karena tidak mengetahui seberapa rentan orang-orang itu," kata Profesor Biologi di Universitas Stanford, Erin Mordecai.

Pakar kesehatan global memperkirakan virus corona pada akhirnya akan menjadi endemik yang beredar terus-menerus dalam komunitas penduduk dan menyebabkan lonjakan sporadis.

Bagaimanapun munculnya Omicron menimbulkan pertanyaan tentang kapan kemungkinan itu akan terjadi.

Tedros Adhanom Ghebreyesus secara gamblang mengimbau untuk memperkuat WHO dan meningkatkan pendanaan guna membantu mencegah krisis kesehatan global.

“Saya tegaskan jika model pendanaan saat ini terus berlanjut, WHO sedang mengarah pada kegagalan,” pungkasnya. ***

Berita Terkait

Benda Ini Terjual Mahal Lewat NFT

Sabtu 29 Jan 2022, 01:00 WIB
undefined

News Update