Jokowi: Bukan Zamannya Lagi Ekspor Bahan Mentah, Dengan Hilirisasi Ekspor Besi dari Rp15 triliun Meloncat ke Rp300 Triliun

Sabtu, 29 Januari 2022 15:33 WIB

Share
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara ICMI di Istana Kepresidenan Bogor. (foto setwapres)
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara ICMI di Istana Kepresidenan Bogor. (foto setwapres)

Presiden Jokowi, Jokowi, bukan zamannya lagi, ekspor bahan mentah,  hilirisasi, nilai tambah, Ekspor besi, dari Rp15 triliun meloncat ke Rp300 Triliun,

JAKARTA. POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan  pemerintah  melakukan hilirisasi antara lain di sektor pertambangan, minyak, dan gas. Secara bertahap kita mulai menghentikan ekspor bahan mentah. 

"Hilirisasi tersebut dilakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar di Indonesia, untuk membuka lapangan kerja, dan sekaligus untuk menghemat devisa," terang Kepala Negara.

Itu menyampaikan Presiden  arahannya secara virtual pada acara Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional ICMI Tahun 2022, dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (29/1/2022).

 "Saya kira sudah bukan zamannya lagi yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim, mengekspor bahan mentah yang nilai tambahnya dinikmati negara lain," lanjutnya.

Presiden menuturkan bahwa pemerintah telah membuktikan bahwa dengan hilirisasi, nilai tambah yang didapatkan di dalam negeri menjadi sangat besar. 

 "Misalnya, hilirisasi nikel yang sejak tahun 2015 dilakukan telah memberikan dampak signifikan dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan," terang Presiden. 

Presiden mengungkapkan ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai 20,9 miliar dolar AS, atau kira-kira Rp300 triliun, meningkat dari sebelumnya hanya USD1,1 miliar dolar AS  di 2014. "Dari Rp15 triliun kemudian meloncat ke Rp300 triliun, itu karena peningkatan nilai tambah di dalam negeri," ungkapnya.

 Selain di sektor pertambangan, Presiden menjelaskan, hilirisasi juga harus dilakukan di sektor-sektor lain, misalnya pertanian. Selain harus kuat di on-farm, inovasi di sektor pertanian dan peternakan juga harus kuat sehingga nilai tambah bisa dinikmati oleh para petani.

Presiden menilai kelompok tani dan peternak, koperasi petani dan peternak, juga harus masuk juga ke off-farm, masuk ke hilir.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar