Pilih Kritikan atau Pujian?
Kamis, 27 Januari 2022 09:59 WIB
Share
Gubernur DKI Jakarta, juga tak lepas dari kritikan dan sindiran. Bahkan, paling sering mendapat kritikan, dibandingkan dengan gubernur lainnya. Ini yang terekam dan beredar dalam masyarakat.

Menhan Prabowo yang tidak reaktif merespons kritik, patut menjadi acuan.

Biarlah kritik bertebaran, tetapi fokus kerja. Inilah sikap bijak. Meski kritik kadang menyangkut hal pribadi, bukan kinerjanya, jangan kemudian terpancing, terbawa arus meladeni kritik.

Anggaplah kritik sebagai pengawal pribadi agar tetap melangkah di jalan yang benar. Dengan mendapat kritikan berarti kita telah membuat sebuah pekerjaan penting, sebaliknya tanpa kritikan, kita tidak tahu apakah tugas yang  telah selesaikan, baik atau buruk. Benar atau salah.

Dengan kata lain, kita dapat mengukur sejauh mana tindakan kita melalui kritikan, bukan dari pujian.

Ingat! Tidak semua pujian itu tulus. Tidak semua kritik itu menjatuhkan.

Pepatah mengatakan “ Kritikan itu pahit tetapi mendidik jiwa jika diterima dengan baik. Pujian itu manis tetapi merusak hati jika diterima dengan angkuh.”

Semua perlu legowo. Bagi yang dikritik tidak melihat kritikan sebagai sebuah kebencian. Sebaliknya yang menyampaikan kritik, pastikan kritikan demi kemajuan, bukan didasari karena kebencian. (Jokles)

Halaman