Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. (ist)

Jakarta

Epidemiolog Griffith University Australia Minta Jangan Remehkan Varian Omicron

Minggu 16 Jan 2022, 16:34 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus Covid-19 hingga kini masih mewabah di Indonesia, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah dan masyarakat tidak menganggap remeh Covid-19 varian Omicron.

Menurutnya, apapun varian dari Covid-19 sama-sama berisiko menyebabkan kematian.

"Apalagi Omicron yang begitu cepat menular dan ini juga menjadi bukti bahwa apapun variannya sebetulnya potensi keparahannya tetap ada dan kematian tetap ada. Kita tidak bisa meremehkan," ujarnya saat dihubungi, Minggu (16/1/2022).

Pemerintah diminta juga aktif melakukan testing dan tracing, tidak perlu menunggu adanya kasus kematian yang disebabkan Omicron.

Dijelaskannya, mengapa saat ini varian Omicron tidak begitu dirasa gejalanya oleh orang yang sedang terjangkit, karena hal itu dipengaruhi oleh vaksinasi Covid-19.

Karena sudah divaksinasi, maka kekebalan tubuh meningkat dan dapat menangkal gejala berat Covid-19.

"Kan sekarang dengan capaian vaksinasi ini yang membuat terkesan tidak terlalu parah. Tapi kalau bicara kondisi yang beresiko tinggi ya fatalitas bisa terjadi dan kematian bisa terjadi," tegasnya.

Meski sudah divaksin, tidak ada jaminan orang akan terhindar dari resiko berat atau kematian yang disebabkan Omicron.

Kasus kematian yang diakibatkan oleh varian Omicron tetap berpotensi tinggi.

Seperti contoh kasus di Australia, Omicron sudah merenggut nyawa seorang atlit muda yang sudah menjalani vaksinasi.

"Meninggal usia muda bahkan anak sekalipun oleh Omicron ini tidak aneh dan sudah terjadi. Bahkan di negara yang maju seperti Australia. Meskipun atlet bahkan dan sudah divaksin ya tidak ada jaminan oleh karena itu ini menjadi pesan penting kita tidak bisa meremehkan," ungkapnya.

Dicky meminta, agar pemerintah terbuka dan menjelaskan pada masyarakat akan kasus Omicron dengan segala resikonya bila terpapar.

Hal itu, sekaligus sebagai upaya peringatan kepada masyarakat agar lebih patuh terhadap protokol kesehatan.

"Ini juga mungkin harus ditelusuri lagi yang 29 desember lalu di malang yang ada diduga atau terindikasi Omicron juga meninggal tapi hasil lab-nya belum keluar, yang punya komorbid. Hal-hal seperti ini harus ada kepastian, artinya pemerintah juga harus menegaskan posisinya apadanya, jadi ini menjadi dasar sekaligus informasi pada publik untuk meningkatkan juga kewaspadaan," pungkasnya. (yono)

Tags:
Kasus Covid-19OmicronEpidemiolog dari Griffith University AustraliaDicky Budiman

Reporter

Administrator

Editor