OKNUM ustaz sealiran Herry Wirawan terungkap lagi di Bandung. Husin (40) ditahan polisi gara-gara menodai 3 santriwati yang belajar di ponpesnya. Dalam pemeriksaan terungkap, dia menodai 3 santri ABG karena sedang memasukkan ilmu tenaga dalam, sehingga didorong pakai “tenaga kuda”.
Komnas HAM mencak-mencak karena Herry Wirawan terdakwa pencabulan dan penghamilan belasan santri dituntut hukuman mati dan kebiri. Dia bisa ngomong begitu karena digaji memang untuk memperjuangkan penghapusan hukuman mati. Katanya, hukuman mati tak menyelesaikan masalah. Apa iya sih? Soal mengatasi masalah tanpa menimbulkan masalah baru, yang bisa menyelesaikan hanya Kantor Pegadaian.
Nah, kasus Herry Wirawan belum juga usai, ustaz Husin sudah bikin ulah. Tepatnya, dia mulai ketar-ketir ketika ustaz Herry Wirawan ditangkap polisi. Cepat atau lambat, sekandalnya akan terbongkar juga. Tapi dalam hatinya dia menghibur diri. “Gue sih nggak bakal tertangkap, wong mainnya rapi.” Katanya.
Sebagaimana Herry Wirawan, setiap melihat santrinya yang cantik pemilik pesantren di Ciparay Bandung ini langsung ukuran celananya berubah. Lama-lama tak tahan juga, sehingga 3 santri ABG itu dikumpulkan pada suatu ruangan. Di situ mereka ditawari ilmu tenaga dalam, yang lebih dasyat ketimbang listrik tenaga surya. “Kalian berminat nggak?” kata ustaz Husin.
Ternyata mereka bertiga kompak ingin belajar. Maka Husin lalu mengatakan, tapi caranya tak bisa diajarkan secara bareng-bareng, harus satu per satu. Ternyata mereka juga setuju. Maka mulailah santriwati A diajak masuk kamar khusus untuk diajari ilmu tenaga dalam. Tapi belum-belum Husin sudah mengatakan, “Agar ilmu tenaga dalam itu mudah masuk, harus didorong dengan tenaga kuda.”
Apa itu yang dimaksudkan dengan tenaga kuda? Kata Husin, tak lain tak bukan adalah persetubuhan sebagaimana layaknya suami istri. Mungkin dipengaruhi apa, bagaikan kerbau dicocok hidung, pasrah saja santriwati A “digarap” oknum ustaz ini. Selesai berbuat Husin lalu berpesan bahwa jangan ceritakan hal ini pada santri yang lain.
Demikianlah, dengan kiat yang sama akhirnya dua santri berikutnya juga berhasil dinodai. Cuma santriwati C melanggar konsensus, dia cerita pencabulan itu pada orang tuanya.
Tentu saja orang tuanya terkaget-kaget, sehingga lapor ke polisi. Tak ayal ustaz Husin ditangkap. Cuma “untung”-nya, dari tiga santriwati ini belum sampai hamil.
Coba kalau nggak segera dikandangi, “tenaga kuda”-nya ke mana-mana. (gts)