ADVERTISEMENT

Sekolahkan 3 Anaknya hingga Lulus Sarjana, Kisah Penjual Siomay Ini Bikin Salut

Minggu, 9 Januari 2022 08:27 WIB

Share
Abdul Rohman bersama gerobak siomay miliknya. (foto: poskota/rizal)
Abdul Rohman bersama gerobak siomay miliknya. (foto: poskota/rizal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jangan pernah anggap remeh dengan pedagang siomay meski dalam raup rezeki harus mengarungi jalanan dengan gerobaknya. Selama 30 tahun lebih, Abdul Rohman menjajakan dagangnya di sekitar Pondok Melati, Jakarta Timur, setiap harinya.

Berbagai profesi pernah ditekuninya, namun bapak tiga anak yang kini berusia 67 tahun ini merasa lebih betah menjadi pedagang siomay. Pernah pula mangkal di berbagai sekolah, namun dirinya tidak betah.

“Kalau mangkal, ibarat mancing ikan di kolam. Sedang kalau berkeliling, ibarat menjala ikan. Capek memang, tapi saya lebih suka berkeliling,” kata pria asal Majalengka, Jawa Barat ini.

Artinya, kalau mangkal hanya menunggu pembeli, sedang kalau berkeliking sama saja mengejar rezeki. Semangat inilah membuat Rohman lebih memilih berkeliling kampung ke kampung melewati jalan dan gang-gang kecil.

Tidak terbesit di dalam dirinya bahwa ia akan mempu mendidik ketiga anak, yakni dua menjadi guru dan satu seorang polisi. Baginya, profesi apapun sama saja, yang penting tekun dan bersabar.

“Alhamdulillah ketiga anak sarjana. Saya mampu menyekolahkan mereka ya berkat dagang siomay,” ucapnya meyakinkan.

Tidak hanya itu, dari UMKM dagang siomay inilah, dia memberangkatkan istri dan mertuanya serta dirinya umroh ke Tanah Suci. Namanya dagang di jalanan, ada saja yang iseng pembeli ngeledeknya dengen bertanya, sudah tua mengapa harus dagang keliling?

“Langsung saya jawab, dari usaha ini saya bisa umroh dan mengumrohkan istri dan mertua,” katanya kepada orang yang sering bertanya iseng.


Pelanggan Tetap

Siomay Abdul Rohman cukup terkenal di kawasan Bulak Poncol, Jati Rahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi. Rasa Siomay yang gurih dan lezat serta segar membuat banyak peminatnya. Tidak saja para emak-emak, tapi juga mulia anak-anak sampai kakek-kakek.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT