POSKOTA.CO.ID - Teknologi digital pada 2021 lebih banyak diaplikasikan dalam dunia nyata daripada sebelumnya.
Bahkan teknologi ini ikut membantu memecahkan masalah yang diciptakan pandemi. Demikian dilansir dari VOA Indonesia.
Teknologi pencetakan tiga dimensi atau 3D printing terus dimanfaatkan dengan cara-cara yang inovatif pada tahun 2021.
Teknologi ini di Italia digunakan untuk menciptakan sebuah mahakarya. Teknisi memindai patung David karya Michelangelo pada Desember 2020. Data yang diperoleh digunakan untuk mencetak replika patung tersebut.
Patung ini dipamerkan di Dubai Expo 2020 yang baru digelar pada Oktober 2021 karena pandemi. Kehadiran patung itu memicu kontroversi karena sebagian besar penampakannya yang telanjang disembunyikan dari pandangan.
Pencetakan tiga dimensi juga digunakan untuk membangun rumah tahun ini.
Printer industri digunakan di California untuk menciptakan rumah berkelanjutan dengan biaya terjangkau.
"Kami dapat mencetak dengan tepat apa yang kami butuhkan. Jadi ini adalah konstruksi tanpa limbah yang efektif. Artinya kami menghilangkan 15 hingga 25 kilogram limbah per meter persegi yang biasa dihasilkan dalam pembangunan rumah tradisional," ujar Sam Ruben.
Sam Ruben adalah pendiri bersama Mighty Buildings, perusahaan yang mengembangkan rumah hasil pencetakan tiga dimensi.
Teknologi ini di Belanda digunakan untuk mencetak rumah beton. Rumah dengan dua kamar tidur ini tersusun dari 24 potongan beton yang dibangun dengan mesin cetak tiga dimensi dalam waktu 120 jam. Rumah tersebut mematuhi semua peraturan konstruksi Belanda dan kini dihuni.
Sebuah jembatan di Belanda dibuat melalui pencetakan tiga dimensi didirikan di Amsterdam. Jembatan yang diresmikan Ratu Belanda Maxima dengan bantuan robot ini dilengkapi sensor-sensor yang memungkinkan para peneliti di Imperial College London memantaunya secara real-time untuk mengevaluasi bagaimana jembatan itu digunakan.
Teknologi pencetakan tiga dimensi juga telah membantu dunia medis.
Ilmuwan Israel menciptakan model tumor otak tiga dimensi dengan memanfaatkan jaringan sel pasien penderitanya. Pasien itu menderita glioblastoma, jenis kanker otak yang sangat agresif.
Sebuah bioprinter mampu mereplikasi tumor itu bersama dengan sel-sel lain dari otak pasien. Tumor yang dicetak itu bisa bertahan hidup selama sekitar dua bulan sehingga memungkinkan para peneliti mengujinya dengan berbagai obat kanker yang berbeda.
Mereka percaya cara ini memberikan hasil yang jauh lebih akurat karena sel-sel dalam cawan petri berperilaku berbeda dengan yang berada di dalam tubuh manusia.
Pemimpin studi di Universitas Tel Aviv Ronit Satchi-Fainaro mengatakan tumor model 3D ini lebih baik dalam meniru tingkat pertumbuhan dan perilaku sel.
''Ini hal yang paling menarik dalam penelitian kanker karena bisa memperoleh hasil yang lebih akurat. Ini juga hal menarik dalam pengembangan organ tiruan. Kita bisa menciptakan organ dan menempatkannya di dalam tubuh," katanya.
Teknologi ini juga membantu dunia kesehatan hewan. Seorang mahasiswa kedokteran hewan Polandia mengembangkan metode pencetakan tiga dimensi untuk membuat kaki palsu anjing. Kaki itu tidak perlu disambungkan melalui pembedahan dan harganya relatif murah.
Teknologi digital juga membantu orang-orang di Jerman mengenang sejarah berdirinya Tembok Berlin 60 tahun lalu secara lebih dekat. Para ilmuwan mengembangkan aplikasi realitas virtual tertambahkan yang memungkinkan seseorang mengukur seberapa dekat lokasi tank militer Uni Sovier dari tank milliter AS pada saat konflik meruncing.
Di Tokyo Jepang, papan reklame muncul dalam bentuk kucing tiga dimensi yang mampu bergerak dan mengeong. Tingginya 8,16 meter dan panjangnya 18,96 meter.
Kucing raksasa ini berfungsi menyambut orang-orang yang berjalan di bawahnya tujuh kali setiap jam. Dari pukul 07.00 hingga 18.00.
Teknologi hologram di Kanada membantu seorang perempuan menjadi pengiring pengantin pada pernikahan sahabatnya meskipun terjebak di London karena pembatasan perjalanan terkait COVID-19.
Teater-teater juga memanfaatkan teknologi digital di era COVID.
Royal Shakespeare Company menciptakan sebuah drama realitas virtual yang diilhami drama panggung “A Midsummer Night's Dream”. Para aktor mengenakan pakaian khusus penangkap gerak dan berubah menjadi avatar. Pertunjukan mereka disiarkan langsung ke penonton secara daring.
Realitas virtual juga membantu teater Ceko terhubung dengan penontonnya. Para aktor mementaskan drama di sekitar kamera 360 derajat yang merekam semua aksi dari setiap sudut. Walhasil, penonton di rumah yang mengenakan headset realitas virtual merasa seperti berada di tengah-tengah adegan itu.
Pekan busana London menghadirkan realitas tertambahkan dalam pergelarannya. Rumah mode digital Auroboros menunjukkan koleksi ready-to-wear digital pertama di acara tersebut. Rumah mode ini bermitra dengan Institute of Digital Fashion merilis gaun bernama 'Venus Trap' ke publik melalui papan reklame yang berisi kode QR. Dengan mengklik kode, orang dapat mencoba gaun itu secara digital dan memanfaatkannya dalam aplikasi Snapchat dan realitas tertambahkan. ***