ADVERTISEMENT

Setahun Pasca Serangan Capitol Hill, Orang AS Prihatin Atas Kesehatan Demokrasi Mereka

Rabu, 5 Januari 2022 22:59 WIB

Share
Pendukung Presiden Donald Trump berkumpul di luar Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari 2021. (Sumber: ABC News)
Pendukung Presiden Donald Trump berkumpul di luar Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari 2021. (Sumber: ABC News)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AS, POSKOTA.CO.ID - Orang Amerika Serikat masih sangat prihatin akan kesehatan demokrasi negara mereka meski sudah setahun usai serangan kekerasan terhadap Gedung Kongres Amerika atau Capitol Hill.

Sekitar sepertiga orang AS mengatakan kekerasan terhadap pemerintah kadang-kadang dapat dibenarkan menurut hasil dua jajak pendapat yang dirilis Minggu (2/1/2022).

Dikutip dari VOA Indonesia, serangan 6 Januari terhadap Kongres yang dipimpin pendukung Donald Trump adalah "pertanda meningkatnya kekerasan politik", dan “demokrasi AS terancam" menurut dua pertiga dari mereka yang disurvei untuk jajak pendapat CBS News.

Sementara “kebanggaan” orang AS pada demokrasi mereka turun tajam. Dari 90 persen pada 2002 kini menjadi 54 persen menurut survei Washington Post/Universitas Maryland.

Menjelang peringatan 6 Januari, jajak pendapat menunjukkan penyebab khusus atas keprihatinan itu.

CBS mendapati bahwa 28 persen responden percaya kekuatan dapat digunakan untuk mempertahankan hasil pemilu. Sedangkan 34 persen mengatakan kepada Washington Post bahwa tindak kekerasan terhadap pemerintah terkadang bisa dibenarkan. Ini persentase terbesar dalam puluhan tahun.

Hasil dua jajak pendapat itu menggarisbawahi pandangan yang tampaknya hampir tidak bisa didamaikan yang memecah masyarakat AS. Presiden Joe Biden yang menjabat 14 hari pasca serangan berjanji akan mengatasi perpecahan itu. ***

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT