RUSIA, POSKOTA.CO.ID - Washington menjadi sombong dan percaya diri pasca runtuhnya Uni Soviet. Hal ini membuat AS mendorong perluasan aliansi militer NATO.
Pernyataan ini disampaikan mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev.
Presiden Vladimir Putin beberapa tahun terakhir semakin bersikeras mengatakan bahwa NATO melebar dengan semakin mendekati perbatasan Rusia. Moskow pekan lalu menuntut jaminan hukum bahwa aliansi yang dipimpin AS itu akan menghentikan ekspansinya ke arah timur.
"Bagaimana seseorang dapat mengandalkan hubungan yang setara dengan Amerika Serikat dan Barat dalam posisi seperti itu?" kata Mikhail Gorbachev kepada RIA Novosti pada malam peringatan pengunduran dirinya sebagai pemimpin Uni Soviet pada Jumat (24/12/2021) seperti dilansir dari VOA Indonesia.
Ada perasaan kemenangan di Barat, terutama di Amerika Serikat usai keruntuhan Uni Soviet sejak 1991 menurut Mikhail Gorbachev yang kini berusia 90 tahun.
"Mereka menjadi sombong dan percaya diri. Mereka menyatakan kemenangan dalam Perang Dingin," katanya.
Mikhail Gorbachev bersikeras menyatakan bahwa dunia bisa keluar dari konfrontasi dan perlombaan nuklir adalah berkat usaha bersama Moskow dan Washington. Karena itu AS seharusnya tidak membangun “Kerajaan Baru”. Pernyataan Mikhail Gorbachev tentang“Kerajaan Baru” ini merujuk pada ekspansi NATO.
Tetapi dia menyambut baik pembicaraan keamanan yang akan datang antara Moskow dan Washington.
“Mudah-mudahan ada hasilnya,” ujarnya.
Pekan lalu Moskow mengajukan tuntutan keamanan besar-besaran kepada Barat dengan mengatakan NATO tidak boleh menerima anggota baru dan berusaha melarang Amerika Serikat mendirikan pangkalan baru di negara-negara bekas Soviet.
Presiden Vladimir Putin menyampaikan pada Kamis (23/12) bahwa Washington telah bersedia membahas tuntutan itu dan pembicaraan bisa terjadi pada awal tahun depan di Jenewa. Seorang pejabat senior AS mengatakan Washington siap melakukan pembicaraan secepat awal Januari.
Mikhail Gorbachev mengundurkan diri sebagai presiden Uni Soviet pada 25 Desember 1991. Beberapa hari usai para pemimpin Belarus, Rusia, dan Ukraina menyatakan bahwa Uni Soviet tidak ada lagi.
Vladimir Putin, mantan agen KGB, kecewa ketika Uni Soviet runtuh. Dia pernah menyebut keruntuhan itu bencana geopolitik terbesar abad ke 20. ***