Ternyata Kesehatan Otak Sangat Dipengaruhi dengan Perubahan Iklim, Begini Hasil Penelitiannya

Senin 20 Des 2021, 12:14 WIB
Gejala Pendarahan Otak yang Perlu Diwaspadai (Foto: Istimewa)

Gejala Pendarahan Otak yang Perlu Diwaspadai (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Menurut editorial yang diterbitkan oleh lebih dari 200 jurnal medis awal tahun ini, perubahan iklim menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat global.

Organisasi kesehatan masyarakat besar, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), juga menyuarakan keprihatinan yang sama.

Perubahan iklim termasuk suhu yang melonjak, naiknya permukaan laut, dan peningkatan kekuatan dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, angin topan, dan kebakaran hutan.

Perubahan iklim dapat memengaruhi kesehatan manusia dalam banyak cara. Meningkatnya suhu, kelangkaan makanan dan polusi udara.

Selain itu peningkatan penyakit menular adalah beberapa cara yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.

Efek kesehatan dari perubahan iklim sangat kompleks dan hanya sebagian yang dipahami, dan pemahaman yang lebih komprehensif penting untuk membantu para profesional medis memberikan perawatan yang diperlukan.

Melansir dari laman Medical News Today, sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini bertujuan untuk menggambarkan dampak pemanasan global pada gangguan neurologis.

Studi ini menganalisis penelitian sebelumnya yang meneliti efek kenaikan suhu lingkungan terhadap kejadian, manifestasi klinis, dan kematian akibat gangguan neurologis utama.

Perubahan iklim dapat membuat beberapa bagian dunia tidak dapat dihuni karena kekeringan, kenaikan suhu, dan peristiwa cuaca ekstrem lainnya.

Hal ini akan mengakibatkan perpindahan massal populasi, yang mengarah ke pengungsi lingkungan.

Studi ini juga menganalisis penelitian yang menilai terjadinya gangguan neurologis pada populasi migran untuk memahami dampak potensial pada kesehatan otak pengungsi terkait iklim.

Selain itu studi ini juga menemukan bahwa kenaikan suhu lingkungan karena pemanasan global dapat menyebabkan gejala gangguan neurologis yang memburuk dan mengakibatkan tingkat rawat inap dan kematian yang lebih tinggi.

Pengaruh migrasi terhadap terjadinya gangguan neurologis lebih bervariasi dan juga dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan ekonomi.

Namun, penulis memperingatkan bahwa hasil ini masih awal, dan studi yang dianalisis tidak secara khusus bertujuan untuk mengevaluasi dampak perubahan iklim pada gangguan neurologis dan praktik klinis.

Penulis utama studi tersebut, Daniel Kondziella, seorang profesor di Universitas Kopenhagen di Denmark, mengatakan kepada Medical News Today:

“[Studi ini menunjukkan bahwa] ada alasan yang sangat bagus untuk mengharapkan dampak negatif yang luar biasa pada kesehatan otak global dalam waktu dekat karena perubahan iklim. Pada saat yang sama, tampaknya ada kurangnya kesadaran mendasar tentang masalah ini dalam komunitas neurologis, sebagaimana dibuktikan oleh tidak adanya penelitian yang dirancang dengan tepat untuk menyelidiki masalah ini.” (cr03)

Berita Terkait

News Update