JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beberapa hari lalu, seorang wartawan media nasional di Kemayoran, Jakarta Pusat, dimana wartawan yang bernama Mentari Dwi tersebut, diumpat dengan kata-kata kasar hingga tak senonoh oleh seorang juru parkir (jukir) berinisial HS lantaran perkara uang parkir.
Tak cukup dengan melayangkan umpatan, juru parkir tersebut juga nyaris memberi bogem mentah kepada Mentari yang saat itu membayar uang parkir senilai Rp2000 dengan uang logam pecahan Rp200 sebanyak 10 keping.
Alhasil, HS pun diamankan oleh pihak kepolisian karena tindakannya tersebut.
Namun yang menarik, saat tengah diperiksa oleh Polisi, HS mengaku bahwa hasil uang parkir tersebut sebagian akan disetorkan kepada Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) yang diduga menjadi juragan dalam khazanah bisnis parkir minimarket.
Poskota.co.id melakukan wawancara dengan 2 juru parkir (jukir) di 2 minimarket berbeda di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Minggu (19/12/2021) guna mengetahui tanggapan mereka terkait dengan polemik uang parkir.
Nurdianto (45) misalnya, jukir di sebuah minimarket yang berlokasi di jalan Cempaka Putih Barat 26 tersebut mengatakan, bahwa berapa pun pecahan uang parkir yang diberikan oleh pengunjung minimarket, aa akan tetap menerimanya dengan lapang dada.
"Kalau saya sih terima aja uang pecahan berapa aja, saya kumpulin dulu terus saya tuker di dalam (ke kasir minimarket). Apalagi kan istilahnya uang 100 perak aja berharga bagi saya," ucap Nurdianto kepada Poskota.co.id, Minggu (19/12/2021).
Menurutnya, uang logam pecahan Rp200 sebetulnya masih dapat digunakan untuk bertransaksi. Namun, itu hanya dapat digunakan di minimarket saja, tidak untuk di toko-toko kelontong.
"Sebetulnya uang receh itu laku, tapi emang di warung-warung kecil uang receh pecahan Rp200 suka ditolak. Makanya kalau saya ngakalinnya gitu, saya tukerin di dalam (kasir minimarket). Kalau di dalam uang kayak gitu masih laku buat kembalian," imbuhnya.
Dia melanjutkan, apabila memang ada salah seorang pengunjung yang tidak membayar uang parkir.
Hal tersebut tidak menjadi masalah baginya karena dia hanya ingin menerima uang yang diberikan ikhlas oleh pengunjung.
"Kalau emang ada pengunjung yang parkir terus emang dia gak bayar, bagi saya sih gak apa-apa. Toh, kan kita juga gak tau dia punya uang kecil atau enggak. Saya gak mau maksa orang buat bayar kalau emang gak ada," paparnya.
"Tugas kita di sini juga hanya menjaga, bantu tarik kalau motor keluar. Atau bantu arahin sopir bawa keluar mobil. Di sini kita bukan malak-malak kan tugasnya," sambung dia.
"Pokoknya saya terima mau berapa pun jumlahnya. Kalau dia ikhlas, kita pun makannya enak," tandas Nurdianto.
Sementara itu, berbeda dengan Nurdianto, Iman (36) seorang jukir minimarket di Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Jakarta Pusat mengatakan, bahwa ia lebih memilih untuk tidak menerima uang parkir dalam pecahan Rp200 karena beralasan tidak dapat digunakan untuk bertransaksi.
"Kalau saya dikasih uang gitu (logam pecahan 200 rupiah) jengkel juga. Kan gak laku itu kalau kita pake belanja di warung. Paling saya suruh langsung jalan aja kalau mang dia gak ada uang, bebernya.
"Saya gak munafik, saya butuh uang buat hidupin anak istri. Kalau mereka dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) kelihatan habis ambil uang masa iya gak siapin uang parkirnya. Kan saya kerja di sini, saya jagain motor mereka," tegasnya.
Namun apabila pengunjung hanya mengecek saldo ATM atau tidak jadi berbelanja di minimarket, ujar dia, tidak akan dimintain uang parkir.
"Kalau ATM error atau cuma cek saldo doang gak belanja, saya gak maksa buat ngasih. Ya dikasih syukur enggak juga gak apa-apa, ada pembeli lain. Tapi kalau dia belanja, terus lama juga, kebangetan kalau gak kasih uang parkir," pungkasnya.
Lain halnya dengan Putra (20), seorang pegawai minimarket di jalan Cempaka Putih Barat 26 mengatakan, tidak merasa terganggu atau keberatan dengan adanya keberadaan jukir ilegal di tempatnya bekerja.
Lihat juga video “Poskota Terkini: Timnas Indonesia Bantai Laos 5-1 di Fase Group B Piala AFF 2020”. (youtube/poskota tv)
"Saya pribadi merasa terbantu dengan adanya juru parkir di sini. Karena mereka bener jagain kendaraan, sering banget tuh ada kasus kendaraan ilang di minimarket. Mereka juga gak pernah sih minta ke pegawai ini itu, mereka rajin bantu kita bersih-bersih toko juga," ungkapnya.
"Kalau di sini (minimarket tempatnya bekerja) pengunjung yang ke ATM terus ATM-nya error, mereka gak pernah maksa minta uang parkirnya. Malah suka kasih tau kalo ATM di sini error, nanti diarahin ke ATM lain yang terdekat," sambung dia.
"Mereka minta izin dulu sih, izin baik-baik gitu gak datang tiba-tiba langsung parkir," tutup dia. (cr10)