JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 2.491 pegawai PT Garuda Indonesia (persero) Tbk dipensiunkan dini. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan dari jumlah karyawan di PT Garuda Indonesia mencapai 7.891 pegawai, kini menjadi 5.400 pegawai. Data ini tercatat dari Januari 2020 hingga November 2021.
“Kita sudah menurunkan jumlah pegawai sebesar 30,56% dari 7.891 pegawai menjadi 5.400-an pegawai,” kata Irfan dalam rekaman suara yang diterima Poskota.co.id, Senin (20/12/2021).
Irfan menjelaskan, meski pihaknya telah melakukan pengurangan pegawai. Menurutnyak cara yang dilakukannya tidak melanggar peraturan undang-undang ketenagakerjaan.
“Yang ingin saya sampaikan adalah kita lakukan itu dengan cara-cara yang sangat santun, dengan cara menekan jumlah pegawai, tapi tentu saja taat terhadap peraturan yang ada di negara ini,” katanya.
Dalam kesempatannya, Irfan mengakui, langkah untuk melakukan pengurangan pegawai merupakan cara untuk membuat biaya yang dikeluarkan Garuda setiap bulannya mengalami penurunan.
Ia juga menjelaskan, bila Garuda Indonesia terjadi pengurangan biaya dari sebelumnya 16 juta dolar AS per bulan menjadi 6 juta dolar AS per bulan.
"Sementara dari cost ini ada penurunan di bulan Januari 2020 sebesar 16 juta dolar AS per bulan menjadi hanya 6 juta dolar AS per bulan di Oktober," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia Tomy Tampatty membenarkan bila ada ribuan karyawan Garuda yang memilih dipensiunkan dini oleh pihak BUMN tersebut.
Ia mengatakan bakal, ada 600 karyawan lagi yang akan menunggu giliran untuk dilakukan pensiun dini.
“Kedepannya sekitar 600 (karyawan) sudah antrea yang akan mengikuti pensiun dini,” kataya.
Namun, dirinya mempertanyakan seberapa efektif dengan menerapkan pensiun dini tersebut.
“Pengurangan ini tidak ada diseleksi, orang-orang yang dipertahankan, (jadi) sekarang bebas,” tandasnya. (jehan)