JAKARTA, POSKPOTA.CO.ID - Kick Off G20 Joint Finance-Health Task Force (FHTF) Berlangsung di Jakarta dipimpin oleh Kementerian Kesehatan dan Kemesterian Keuangan Indonesia-Italia pada Senin malam, (20/12/21).
Agenda tersebut merupakan tindak lanjut KTT G20 pada 29 Oktober 2021 bertempat di Roma, Italia. Hasil dari agenda KTT G20 tersebut berupa kesepakatan pembentukan Satgas Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan untuk memperketat keamanan global dalam mengendalikan covid-19 melalui Prevention, Preparedness and Response (PPR).
“Kerjasama global sangat penting untuk mengatasi pandemi ini dan memastikan bahwa kita lebih siap menghadapi pandemi berikutnya yang tak terhindarkan. Karena pandemi berdampak signifikan bagi kesehatan masyarakat dan perekonomian global. Untuk itu, pertemuan ini jadi momentum bagi G20 untuk mengambil tindakan dalam meningkatkan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional, regional dan global,” kata Wempi Saputra selaku Asisten Menteri Keuangan Bidang Makroekonomi dan Keuangan Internasional dikutip dari laman resmi Kemenkes RI (22/12/21).
Ronaldus Mujur selaku Staf Khusus Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan juga sempat mengatakan bahwa pertemuan KTT G20 merupakan awal yang baik bagi pemulihan sistem kesehatan global sehingga Covid-19 di dunia dapat segera diatasi.
Kick Off G20 Joint Finance-Health Task Force (FHTF) membahas 3 isu penting diantaranya penyusunan program kerja, penetapan road map, pembentukan sekretariat dan kesenjangan pembiayaan dalam pencegahan, kesiapsiagaan serta respon pandemi.
“Agenda hari ini memiliki arti khusus karena hasil diskusi kita diharapkan dapat menjadi output konkret dari kepresidenan G20 Indonesia terutama pada isu prioritas kesehatan,” ucap Ronaldus Mujur dikutip dari laman resmi Kemenkes RI (22/12/21).
FHTF berkomitmen kuat mendukung target vaksinasi 70% dari total populasi dunia paling lambat pertengahan 2022 serta akses yang sama ke Vaccine, Therapeutic and Diagnostic (VTD).
Melihat target tersebut, Indonesia berusaha mendorong kemudahan akses vaksin serta dukungan pembiayaan yang memadai bagi seluruh negara terutama negara yang berpenghasilan rendah.
“Kami kembali menekankan komitmen bersama untuk mengatasi salah satu kesenjangan utama dalam arsitektur kesehatan global melalui pembiayaan PPR pandemi yang baru,” jelas Wepi dikutip dari laman resmi Kemenkes RI (22/12/21).
Biaya penanganan pandemi akan semakin tinggi jika tidak ada kesiapan dunia dalam menghadapinya. Oleh karena itu, diperlukan model pembiayaan yang besar, cepat untuk menghilangkan kesenjangan negara-negara rentan dalam upaya pencegahan, kesiapsiagaan dan respon pandemi.
Selaras dengan hal tersebut, presiden Indonesia Joko Widodo dalam unggahannya di instagram menghimbau masyarakat Indonesia dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19 agar tak ada lagi lonjakan kasus seusai liburan Natal dan Tahun baru.
“Sepekan sebelum akhir tahun, Indonesia telah menyuntikkan sebanyak 263 juta dosis vaksin kepada masyarakat. Dosis satu sudah 73 persen dari target, dosis dua 51 persen, anak-anak usia 6-11 tahun pun sudah mulai menerima vaksinasi,” tulis Jokowi dalam akun instagram pribadinya (23/12/21). (Riza)