JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menjadi manusia yang memiliki keberanian untuk tampil di muka umum merupakan hal yang jarang dimiliki disetiap orang.
Apalagi kebiasaan selfie atau swafoto, tak sembarang orang percaya diri menggunggah fotonya di media sosial.
Namun, keberanian itu ditanggapi berbeda-beda orang para penglihat media sosia tersebut. Salah satunya disebut manusia narsis.
Padahal bila kita merujuk kepada kata ‘narsis’ ini artinya kepribadian narsistik atau kelainan mental.
Seharusnya, narsis itu, apabila ia merasa dirinya jauh lebih penting dibanding orang lain.
Orang itu butuh diperlakukan spesial, ingin selalu dipuja dan dikagumi orang lain, serta kekurangan empati.
Berikut Beberapa ciri-ciri kelainan kepribadian ini atau narisis:
- Memanfaatkan orang lain untuk kepentingan diri sendiri.
- Merasa dirinya superior dibanding orang lain, unik, atau spesial. Sering merasa dirinya memiliki hal yang paling baik.
- Membutuhkan kekaguman dari orang lain secara terus-menerus dan berlebihan. Mereka dapat melebih-lebihkan pencapaiannya untuk membuat orang lain kagum.
- Kurang atau tidak berempati sama sekali pada orang lain. Tidak mampu atau tidak mau memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.
Sementara itu, kepercayaan diri adalah suatu keyakinan aka
n diri sendiri terutama dalam hal sukses menghadapi tantangan hidup dan berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.
Mereka yang percaya diri merasa nyaman dengan dirinya sendiri, serta mengetahui kemampuan dan kelebihannya secara realistis.
Kemudian apa yang membedakan narsis dengan percaya diri?
1. Dasar dari Tindakannya
Mereka yang narsis akan berperilaku untuk menutupi ketakutannya akan kegagalan, atau rasa tidak nyaman karena kelemahan yang dimiliki, mereka sering kali merasa tidak memadai dan insecure.
Untuk menutupinya, mereka akan memperlihatkan keberhasilannya dan selalu ingin dilihat sebagai yang terbaik.
Sementara itu, rasa percaya diri timbul sebagai hasil dari keberhasilan yang telah dicapai, nilai-nilai yang dipertahankan, dan rasa perhatian yang ditunjukkan kepada orang lain.
2. Perbedaan Rasa Empati
Banyak orang dengan gangguan narsis tersebut telah mempelajari skrip awal terkait apa yang harus dilakukan untuk menjatuhkan orang lain.
Ia juga kerap membandingkan segala yang dilakukannya sehingga tidak membuahkan hasil.
Berbeda dengan orang yang memiliki rasa percaya diri, empati dan rasa kasih sayangnya tulus dan mau mendengarkan dan mendoakan semua hal yang baik. Bahkan, ia mungkin menawarkan bantuan sesuai kemampuannya meskipun dirinya kalah saing dari orang lain.
3. Pandangan terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
Orang yang narsis memandang diri sendiri berdasarkan kacamata orang lain. Karena itu mereka selalu ingin dianggap hebat. Mereka merasa lebih dibanding orang di sekitarnya, namun belum tentu mereka mencintai dirinya sendiri.
Sebaliknya, orang yang percaya diri cenderung nyaman dengan diri sendiri. Sehingga, pendapat orang lain tidak memengaruhi citra dirinya. Mereka pun akan menganggap dirinya sama seperti orang di sekitarnya – tidak lebih dan tidak kurang.
4. Respons terhadap Kesalahan atau Kelemahan
Seseorang yang narsistik tidak bisa menerima kalau dirinya melakukan kesalahan, dan tidak mau bertanggung jawab. Mereka akan berusaha untuk menyalahkan orang lain atau situasi bila dikonfrontasi akan kekurangannya.
Sementara, orang dengan rasa percaya diri yang baik dapat menunjukkan penyesalan saat melakukan kesalahan. Lalu, ia akan berusaha untuk memperbaikinya.
5. Hubungan Sosial
Dalam hubungan sosial, si narsis akan merasa lingkungan pertemanannya berpusat pada dirinya. Sehingga, ia bisa menganggap orang lain ‘kurang’ atau berpendapat negatif mengenai mereka.
Orang narsis senang berdebat, mendominasi, sombong, bahkan merendahkan orang lain agar dianggap hebat. Tidak jarang penuh kecemburuan dan permusuhan.
Sebaliknya, si percaya diri akan merasa dekat dengan semuanya dalam lingkungan pertemanan. Ia juga berpendapat mengenai temannya secara positif. Selain itu, orang percaya diri akan menjunjung kesetaraan, kerendahan hati, menghargai sesama, serta suka kasih sayang dan kerjasama.
orang sebagai sosok narsis. Mungkin saja, tindakan yang dilakukan hanya menandakan rasa percaya diri yang tinggi. (jhn)