Aksi pencurian tas milik Meta yang terjadi di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur pada Selasa (7/12/2021) itu terekam kamera CCTV. (foto: tangkapan layar/instagram/@kabar.jaktim)

Kriminal

Begini Kronologi Korban Perampokan di Jaktim Justru Dimarahi Polisi saat Lapor: Langsung Ilfeel, Enggak Ada Simpati!

Senin 13 Des 2021, 12:28 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Meta Kumala (32) jadi korban perampokan di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (7/12/2021) lalu.

Pada mulanya, Meta melakukan transaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) di sebuah minimarket di jalan tersebut.

"Saya transaksi agak lama di situ, sekitar 40 menitan di dalam minimarket itu," ungkap Meta kepada sejumlah wartawan, belum lama ini.

Dari situ, komplotan perampok tersebut lalu menyasar Meta. Kala itu, Meta mengendarai mobil menuju rumahnya selepas pulang kerja. Beberapa meter kemudian, ada sepeda motor yang mengikutinya.

"Ada motor ngikutin dan orangnya ngomong. Tapi kurang dengar ngomong apa," ungkap Meta.

Hal itu terjadi dua kali. Pertama, seseorang mengetuk spion mobil Meta. Lalu, giliran kaca mobil Meta yang diketuk.

"Beberapa meter lagi ada ngetuk kaca. Habis ngetuk spion, ngetuk kaca. Orangnya sambil ngomong 'itu bahayain orang'," tutur Meta.

Meta yang penasaran, lantas turun dari mobil dan mengecek kondisi mobilnya. Namun, ketika Meta turun, terlihat seseorang membuka pintu mobil bagian kiri dan mengambil tasnya.

Aksi tersebut terekam kamera CCTV. Video rekaman itu telah tersebar di media sosial (medsos).

Adapun karena kejadian itu, Meta kehilangan kartu ATM, KTP, kartu kredit, hingga kunci mobil yang berada di dalam tas tersebut. Selain itu, uangnya senilai Rp7 juta ikut raib.

Kena Omel ketika Lapor ke Polsek

Karena kejadian tersebut, malam itu juga Meta melaporkan bahwa dirinya menjadi korban perampokan ke Kepolisian Sektor (Polsek) Pulogadung.

Meta mengatakan bahwa dirinya kehilangan uang senilai Rp7 juta dan beberapa kartu ATM yang ditaruh di dalam tasnya.

"Saya nyebutlah ada lima ATM (yang hilang). Terus salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," tutur Meta.

"Dia bilang, 'Ngapain sih ibu punya ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal?'," kata Meta menirukan omongan polisi tersebut.

Meta yang sedang kesusahan karena baru saja jadi korban perampokan, lantas merasa kecewa. Meta pun menyayangkan ucapan yang keluar dari polisi tersebut.

"Bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi, dan saya langsung sudah ilfeel-lah istilahnya. Ini polisi gimana sih enggak ada iba, enggak ada simpati," terang Meta.

"Caranya menyampaikan enggak pas ya, karena saya sedang kesusahan. Terus kenapa bahas ATM banyak? Adminnya mahal?" imbuhnya.

Di Polsek Pulogadung, Meta ditanya nama lengkap, tanggal lahir, dan barang-barang yang hilang.

Namun, setelah itu, polisi tak memberitahu kepada Meta ihwal prosedur selanjutnya.

"Saya cuma nulis nama, tanggal lahir, apa saja yang hilang. Sudah, selesai. Setelah itu sudah, jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa setelah saya dirampok gitu," ungkap Meta.

Lihat juga video "Headline Harian Poskota Edisi Senin 13 Desember 2021". (youtube/poskota tv)

Selanjutnya Meta disuruh pulang untuk menenangkan diri. "Dia bilang, 'sudah, ibu mendingan pulang saja dan tenangin diri'," ucap Meta menirukan ucapan polisi itu.

"Dalam hati saya, Pak, kalau gampang mah anak SD saya minta tolong bantu nyari. Saya enggak habis pikir, makanya saya kecewa banget. Kasus saya enggak ditanganin, malah saya diomelin," ujar Meta. (cr02)

Tags:
Kronologi Korban Perampokan di JaktimKorban Perampokan Dimarahi Polisi saat LaporKorban Perampokan Dimarahi Polisipolres jakarta timurJaktimPolsek PulogadungRawamangunPerampokan di JaktimBikin IlfeelGak Ada Simpati

Administrator

Reporter

Administrator

Editor