Oknum Polisi Polsek Pulogadung yang Omeli Korban Perampokan Bakal Dipindahtugaskan ke Luar Polda Metro Jaya

Senin 13 Des 2021, 14:08 WIB
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan (cr02)

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan (cr02)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan mengatakan bakal memindah tugaskan Aipda RP, seorang anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Pulogadung yang bertindak tak sopan kepada seorang warga yang jadi korban perampokan.

"Tadi juga pak Kapolda memberikan usulan untuk hukumannya adalah dimutasi atau dipindahkan. Jadi keluar Polda Metro Jaya. Mungkin di Polda mana pun itu nanti kita berjenjang mengusulkan ke Kapolda dan pak Kapolda nanti akan ke Mabes Polri," ungkap Erwin di Mapolrestro Jakarta Timur, Senin (13/12/2021).

Aipda RP kini sedang menjalani pemeriksaan atas perlakuannya yang telah mencoreng nama institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Aipda RP, kata Erwin, akan segera dijatuhi hukuman setelah usainya sidang gang berlangsung pada Rabu (15/12/2021).

"Terhadap pelaku sendiri kita sudah melakukan pemeriksaan secara intensif dan sudah kita mutasikan dalam rangka pemeriksaan untuk tidak mengganggu jalannya proses oleh propam Polres Jakarta Timur," tutur Erwin.

Terkait perlakuan Aipda RP yang tak sopan itu, Erwin selaku Kapolres Metro Jakarta Timur meminta maaf atas insiden tersebut.

Dia menegaskan bahwa laporan korban aksi perampokan itu sudah diterima, namun lantaran ada perkataan dari oknum polisi yang tak mencerminkan sebagai pengayom masyarakat sebab menyinggung perasaan korban. Inilah yang akhirnya menimbulkan masalah.

"Saya meminta maaf kepada masyarakat untuk kemudian saya akan perbaiki dan kami akan menghukum oknum atau petugas yang tidak bisa menempatkan diri, tidak bisa berempati atau melanggar SOP. Hukuman kami percepat," tuturnya.

Dikabarkan sebelumnya, Meta Kumala (32) jadi korban pencurian di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur pada Selasa (7/12/2021) lalu.

Pada mulanya, Meta melakukan transaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) di sebuah minimarket di jalan tersebut.

"Saya transaksi agak lama di situ, sekitar 40 menit-an di dalam minimarket itu," ungkap Meta kepada wartawan, belum lama ini.

Dari situ, komplotan pencuri tersebut lalu menyasar Meta. Kala itu, Meta mengendarai mobil menuju rumahnya selepas pulang kerja. Beberapa meter kemudian, ada sepeda motor yang mengikutinya.

"Ada motor ngikutin dan orangnya ngomong. Tapi kurang dengar ngomong apa," ungkap Meta.

Hal itu terjadi dua kali  Pertama, seseorang mengetuk spion mobil Meta. Lalu, giliran kaca mobil Meta yang diketuk.

"Beberapa meter lagi ada ngetuk kaca. Habis ngetuk spion, ngetuk kaca. Orangnya sambil ngomong 'itu bahayain orang'," tutur Meta.

Meta yang penasaran, lantas turun dari mobil dan mengecek kondisi mobilnya. Namun, ketika Meta turun, terlihat seseorang membuka pintu mobil bagian kiri dan mengambil tasnya.

Aksi tersebut terekam kamera CCTV. Video rekaman itu telah tersebar di media sosial.

Adapun karena kejadian itu, Meta kehilangan  kartu ATM, KTP, kartu kredit, hingga kunci mobil yang berada di dalam tas tersebut. Selain itu, uangnya senilai Rp7 juta ikut raib.

Kena Omel Ketika Lapor ke Polsek

Karena kejadian tersebut, malam itu juga Meta melaporkan bahwa dirinya jadi korban pencurian ke Kepolisian Sektor (Polsek) Pulogadung.

Meta mengatakan bahwa dirinya kehilangan uang senilai Rp7 juta dan beberapa kartu ATM yang ditaruh di dalam tasnya.

"Saya nyebutlah ada lima ATM (yang hilang). Terus salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," tutur Meta.

"Dia bilang, 'Ngapain sih ibu punya ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal?'," kata Meta menirukan omongan polisi tersebut.

Meta yang sedang kesusahan karena baru saja jadi korban pencurian, lantas merasa kecewa. Meta pun menyayangkan ucapan yang keluar dari polisi tersebut.

"Bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi, dan saya langsung sudah ilfeel-lah istilahnya. Ini polisi gimana sih enggak ada iba, enggak ada simpati," terang Meta.

"Caranya menyampaikan enggak pas ya, karena saya sedang kesusahan. Terus kenapa bahas ATM banyak? Adminnya mahal?" imbuhnya.

Di Polsek Pulogadung, Meta ditanya nama lengkap, tanggal lahir, dan barang-barang yang hilang.

Namun, setelah itu, polisi tak memberitahu kepada Meta ihwal prosedur selanjutnya.

"Saya cuma nulis nama, tanggal lahir, apa aja yang hilang. Udah, selesai. Setelah itu udah, jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa setelah saya dirampok gitu," ungkap Meta.

Lalu Meta disuruh pulang unruk menenangkan diri.

'Dia bilang, 'sudah, ibu mendingan pulang saja dan tenangin diri'," ucap Meta menirukan ucapan polisi itu.

"Dalam hati saya, Pak, kalau gampang mah anak SD saya minta tolong bantu nyari. Saya enggak habis pikir, makanya saya kecewa banget. Kasus saya nggak ditanganin, malah saya diomelin," ujar Meta. (Cr02) 

 

Berita Terkait
News Update