Mendagri Tito Karnavian 'Haramkan' Menyebut PPKM Level 3, Kenapa? Ini Alasannya

Kamis, 9 Desember 2021 11:02 WIB

Share
Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat pimpin rapat koordinasi pendirian Partashop.(dok. Kemendagri)
Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat pimpin rapat koordinasi pendirian Partashop.(dok. Kemendagri)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian melarang semua orang untuk menyebut bahasa ‘PPKM Level 3’.

Hal tersebut dikatakan karena bahas itu yang menyangkut dibatalkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Maka dari itu, Tito menyampaikan bahwasannya hanya ada beberapa daerah yang bisa menerapkan PPKM level 3 dan masing-masing daerah memiliki tingkat kerawanan yang berbeda.

"Tolong hindari bahasa (PPKM) level 3. Kenapa? Karena tidak semua daerah itu sama tingkat kerawanan pandemi Covid-nya, tidak semua daerah sama," kata Tito dikutip dari laman PMJ News pada Kamis (9/12/2021).

Kemudian Tito memberikan penjelasan bahwa organisasi kesehatan dunia atau WHO sebelumnya sudah membuat empat level tingkat penilaian risiko penyebaran Covid-19.

Pertama ada Level 1 (low/rendah), kedua ada level 2 (moderat/rata-rata), ketiga ada level 3 (high/tinggi) dan terakhir ada level 4 (very high/penyebarannya sangat tinggi).

Untuk saat ini, Tito menyebut Indonesia sudah ada dalam kategori Level 1 (low/rendah).

Beberapa indikator yang bisa menjelaskan Indonesia ada di Level 1 yakni terkait dengan kasus terkonfirmasi Covid-19 dan bed occupancy ratio (BOR) yang sudah terkendali.

"Kita bersyukur atas itu, sehingga Bapak Presiden memberikan arahan agar kita tidak menerapkan (PPKM) level 3 tapi membuat pengaturan spesifik mengenai antisipasi atau penanganan penanggulangan pandemi Covid-19 di masa Nataru," imbuhnya.

Lebih lanjut, Tito mengharamkan penyebutan bahasa PPKM Level 3 lantaran situasi pandemi Covid-19 yang masih sangat dinamis di berbagai daerah.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar