ADVERTISEMENT
Rabu, 8 Desember 2021 20:56 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan kemitraan yang dibangun oleh Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) dan beberapa industri, seperti PT Vale, PT Antam, dan PT Ceria yang bekerja sama dalam pembuatan program studi di kampus cabang PNUP di Kolaka.
Menurut Wikan, hal ini merupakan bentuk nyata dari "memasak bersama" antara pendidikan vokasi dengan industri.
"Dari pembuatan prodi kemudian menyusun kurikulumnya juga bersama," ujarnya.
Ia mengatakan, kita harus punya mindset bahwa yang dibutuhkan oleh industri adalah lulusan vokasi yang siap kerja dan mampu mengerjakan pekerjaan, bukan sekadar lulus mendapat ijazah.
"Sementara kita masih memiliki tantangan terkait penguatan soft skills. Kalau kita terus mengejar penguasaan hard skills, dalan beberapa tahun ke depan pasti akan tertinggal," jelas Dirjen Wikan.
Pada Program Menara Vokasi, terdapat lima perguruan tinggi vokasi yang ditunjuk untuk menjadi pengampu program yang berperan sebagai penggerak di setiap wilayah, yaitu Politeknik Negeri Medan (Medan), Politeknik Negeri Bengkalis (Riau), Politeknik Negeri Banjarmasin (Banjarmasin), Politeknik eL Bajo Commodus (Labuan Bajo), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (Kolaka). Sebelum penyelenggaraan Gebyar Menara Vokasi, setiap politeknik tersebut telah mengadakan berbagai pertemuan dan focus group discussion (FGD) bersama berbagai mitra, baik dari DUDI, asosiasi, dan pemerintah daerah untuk menyusun peta jalan kemitraan yang berkelanjutan.
"Politeknik berperan menggerakkan dan harus melibatkan unsur satuan pendidikan lainnya, SMK dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Dari pertemuan dan forum diskusi kemudian terbentuklah berbagai kerja sama dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU dan MoA," imbuh Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Saryadi dalam laporan penyelenggaraan Menara Vokasi. (rizal)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT