Mantap! Peneliti Asal Tiongkok Buat Kemajuan Besar Dalam Pembuatan Obat Oral Covid-19

Senin 22 Nov 2021, 12:21 WIB
WHO Setujui Obat Regeneron Sebagai Obat Covid-19, Tetapi Minta Harganya Diturunkan (Foto: Joe Cavaretta/AP)

WHO Setujui Obat Regeneron Sebagai Obat Covid-19, Tetapi Minta Harganya Diturunkan (Foto: Joe Cavaretta/AP)

CHINA, POSKOTA.CO.ID – Peneliti asal Tiongkok terus membuat kemajuan dalam R&D obat anti Covid-19.

Mereka mempunyai dua kandidat oral yang akan segera memulai uji klinis dan obat antibodi monoklonal dalam uji klinis fase III.

VV116, kandidat nukleosida anti-SARS-CoV-2 oral yang dikembangkan bersama oleh Institut Materia Medica Shanghai (SIMM) dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) dan Institut Virologi Wuhan akan dievaluasi secara klinis.

Menyadur laporan dari laman Global Times, obat oral Covid-19 bernama VV116 itu akan dilakukan juga studi untuk mengobati Covid-19

Obat kandidat sebagian besar dapat mengurangi beban virus pada tikus dan terbukti aman menurut data dari uji coba hewan.

Obat tersebut sedang menjalani uji klinis di daratan China dan juga akan memulai uji coba di Uzbekistan, Shen Jingshan, seorang peneliti dari SIMM, mengatakan kepada media lokal The Paper.

C402234, obat lain yang dikembangkan oleh SIMM adalah senyawa peptidomimetik yang dirancang dan disintesis melalui analisis struktur kristal enzim Mpro dari virus corona.

Enzim Mpro memainkan peran penting dalam replikasi SARS-CoV-2 dan bersifat konservatif di semua virus corona.

Manusia tidak mengekspresikan enzim sebagai Mpro dari SARS-CoV-2, menjadikan Mpro sebagai target unggulan untuk mengembangkan inhibitor anti-SARS-CoV-2. Meskipun beberapa penghambat Mpro telah dilaporkan, aktivitas antivirusnya hanya ditentukan secara in vitro, menurut laporan dari CAS.

Pada 15 Maret, uji klinis Fase I kandidat dimulai di Pusat Penelitian Fase I Frontage di Amerika Serikat, menurut CAS.

Institut Mikrobiologi di bawah CAS juga telah mengembangkan obat antivirus untuk CovidVID-19, yang disebut JS016.

Sekarang sedang dalam uji klinis fase III dan telah digunakan untuk perawatan darurat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

JS016 adalah antibodi monoklonal manusia yang menargetkan protein lonjakan SARS-CoV-2 dan memblokir pengikatan virus ke sel inang.

Antibodi itu diidentifikasi dengan menyaring sel B dari pasien Covid-19 yang sembuh, Yan Jinghua, seorang peneliti dari CAS Microbiology Institute mengatakan kepada media.

Data dari uji klinis Fase II membuktikan bahwa kandidat dapat mengurangi risiko kasus sedang dari transisi ke kondisi parah, kata Yan.

Menurut Yan, 3.000 dosis obat digunakan untuk mengobati pasien dalam wabah baru-baru ini dan 500.000 dosis juga dialokasikan untuk komunitas internasional untuk penggunaan darurat.

Antibodi monoklonal adalah sejenis antibodi penetralisir yang dapat memblokir virus agar tidak mengikat sel-sel dalam tubuh manusia, kata Zhuang Shilihe, pakar imunologi yang berbasis di Guangzhou, Guangdong China Selatan kepada Global Times.

Zhuang menjelaskan biasanya obat antibiotik digunakan untuk mengobati pasien ringan dan sedang. Tetapi obat antibodi monoklonal juga dapat digunakan untuk menekan respons imun untuk membantu mengobati hiperinflamasi pada kasus yang parah. (cr03)

Berita Terkait
News Update