JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Mantan bos Samsung, Lee Kang-Hyun ternyata sudah lama memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
Pria yang kini menjabat sebagai petinggi di Hyundai Motor Asia Pacific itu memang sudah lama mempelajari Agama Islam.
Bahkan hal itu dilakukan oleh Lee Kang-Hyun dari sahabat pena-nya yang ada di Indonesia.
Lee Kang-Hyun sempat tinggal selama sekitar satu bulan di rumah temannya tersebut.
“Waktu itu saya belajar bahasa Indonesia di UI (Universitas Indonesia) Fakultas Sastra selama 23 hari. Zaman itu, Bahasa Indonesia saya lebih bagus dibanding sekarang,” ujar Lee.
Menurut Lee, keragaman dan keramahan yang ada disekitar masayrakat Indonesia membuatnya tertarik mempelajari agama Islam.
Mulai dari situlah Lee perlahan-lahan mencoba untuk mengenal dan mendalami agama Islam.
“Agama di sini sudah menjadi bagian kehidupan. Berbeda sekali dengan di Korea. Mayoritas memilih tidak beragama dan hal itu tidak jadi masalah,” paparnya.
Meski sudah sukses, Lee merasa ada sesuatu yang kuang dan belum banyak hal yang diketahuinya.
Hal tersbeut tentang pengetahuannya tentang Agama Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia.
“Agama di sini (Indonesia) sudah menjadi bagian kehidupan. Berbeda sekali dengan di Korea. Di Korea, mayoritas memilih tidak beragama dan hal itu tidak jadi masalah,” paparnya.
Maka dari itu, sahabat Lee pun akhirnya mengenalkan dan mengajarkannya tentang Islam.
Lee merasa tertarik mempelajari Islam karena ada ayah dari sahabatnya yang selalu mengajarkan ilmu agama melalui pengajian.
Bukan hanya itu saja, ibu dari sahabat Lee ternyata juga seorang pendiri panti asuhan.
Sejak saat itu, Lee secara pribadi memutuskan untuk memperdalam ilmu tentang Agama Islam.
“Jadi, saya benar-benar melihat sendiri bagaimana Muslim berperilaku. Kemudian saya diajari sholat.” ucapnya.
Lalu pada tahun 1994 Lee memutuskan untuk menjadi seorang mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Menurut Lee, menjadi seorang pemeluk agama Islam bukan suatu hal yang mudah.
Salah satu hal yang sulit Lee pelajari sebagai seorang mualaf yakni adalah dia harus menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Meski begitu perlahan-lahan Lee bisa terbiasa dengan ajaran itu karena teman-temannya di Korea bisa sangat menghormatinya.
Bahkan Lee bercerita sempat memiliki nama panggilan ‘Kiyai Haji’ oleh para karyawan yang ada di kantor.
“Nama saya KH Lee, mungkin orang-orang memanggil ‘Kiyai Haji Lee’, jadi sekalian didoakan.” imbuh Lee. (cr03)