SERANG, POSKOTA.CO.ID - Provinsi Banten diminta mencontoh Bali dalam hal pengelolaan pengoptimalan pariwisata yang berbasis kebudayaan.
Provinsi Bali dinilai sukses membawa sektor kebudayaannya maju menjadi destinasi wisata dan menyumbang PAD yang cukup besar.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Serang Maya Rani Wulan mengatakan, ada tiga hal yang menjadi rahasia sehingga budaya dan pariwisata Bali sangat maju.
Ketiganya adalah manusia Bali, budaya Bali, dan alam Bali. Manusia Bali menurut Maya sangat memegang teguh budaya dan tradisi. Mereka tidak terpengaruh budaya luar yang masuk.
"Orang asing mau pake bikini mau nude sekalipun di pantai orang Bali tetap akan berpakaian kebaya dan taat beribadah," kata Maya saat menjadi narasumber acara Bimtek Sejarah Lokal di Hotel Flamengo, Kota Serang, Rabu, (17/11/2021).
Karakter orang Bali menurutnya tidak suka nyinyir usilan dengan orang lain. Inilah yang membuat mereka hebat.
Budaya Bali juga memiliki keunikan dan pesona pariwisata. Karena itu setiap kehidupan mereka menarik.
"Jangankan upacara hari raya, upacara kematian saja menjadi menarik untuk wisata," katanya.
Secara alam, Bali dianugerahi Tuhan dengan alam yang indah. Dan masyarakat Bali menjaganya dengan mempertahankan kebersihannya.
"Ketiga unsur yang saling mendukung itu kemudian menjadikan Bali sebagai daerah yang dirindukan oleh wisatawan untuk datang kembali," tuturnya.
Banten sendiri menurut Maya memiliki budaya dan alam yang menarik dan unik sebagai daya tarik wisata.
"Namun dari sisi manusianya kerap kali belum secara maksimal mampu menjaga dan melestarikan sehingga menginternalisasi," ucap Maya.
Meski demikian dalam beberapa aspek Maya melihat sudah ada sejumlah kemajuan dalam pengelolaan budaya dan pariwisata di Banten.
Tinggal menyatukan semua komponen yang ada agar saling menguatkan sehingga menjadi identitas yang tidak terpisahkan.
"Karena itu bila ingin budaya dan pariwisata di Banten maju menurutnya masyaakat Banten harus mencontoh apa yang dilakukan Bali dengan bangga mengenakan pakaian adat sendiri, makan makanan khas sendiri, dan seterusnya," tuturnya. (*)